Rabu, 29 Desember 2010

100 orang oaling berpengaruh sepanjang sejarah

Pangkat Name Nama Religious Affiliation Afiliasi Agama Influence Pengaruh
1. Muhammad Muhammad Islam Islam Prophet of Islam ; conqueror of Arabia; Hart recognized that ranking Muhammad first might be controversial, but felt that, from a secular historian's perspective, this was the correct choice because Muhammad is the only man to have been both a founder of a major world religion and a major military/political leader. More Nabi Islam, penakluk Arabia; Hart diakui bahwa Muhammad peringkat pertama mungkin kontroversial, tetapi merasa bahwa, dari sekuler sejarawan perspektif, ini adalah pilihan yang tepat karena Muhammad adalah satu-satunya orang telah baik pendiri agama utama dunia dan pemimpin politik militer utama /. Lebih lanjut
2. Isaac Newton Isaac Newton Anglican (rejected Trinitarianism, ie, Anglikan (menolak Trinitarianisme, yaitu,
Athanasianism; believed in the Arianism Athanasianism, percaya pada Arianisme
of the Primitive Church) Gereja Primitif) physicist; theory of universal gravitation; laws of motion fisika, teori gravitasi universal, hukum gerak
3. Jesus Christ * Yesus Kristus * Judaism; Christianity Yudaisme; Kristen founder of Christianity pendiri Kekristenan
4 . Buddha Budha Hinduism; Buddhism Hindu; Buddhisme founder of Buddhism pendiri agama Buddha
5 . Confucius Konfusius Confucianism Konfusianisme founder of Confucianism pendiri Konfusianisme
6 . St. Paul St Paul Judaism; Christianity Yudaisme; Kristen proselytizer of Christianity dai Kekristenan
7. Ts'ai Lun Ts'ai Lun Chinese traditional religion Agama tradisional Cina inventor of paper penemu kertas
8. Johann Gutenberg Johann Gutenberg Catholic Katolik developed movable type; printed Bibles dikembangkan bergerak tipe; Alkitab dicetak
9. Christopher Columbus Christopher Columbus Catholic Katolik explorer; led Europe to Americas explorer; Eropa menyebabkan Amerika
10 Albert Einstein Albert Einstein Jewish Yahudi physicist; relativity; Einsteinian physics fisika, relativitas, fisika Einstein
11. Louis Pasteur Louis Pasteur Catholic Katolik scientist; pasteurization ilmuwan; pasteurisasi
12. Galileo Galilei Galileo Galilei Catholic Katolik astronomer; accurately described heliocentric solar system astronom; tepat disebut tata surya heliosentris
13. Aristotle Aristotel Platonism / Greek philosophy Filsafat Yunani Platonisme / influential Greek philosopher filsuf Yunani yang berpengaruh
14. Euclid Euclid Platonism / Greek philosophy Filsafat Platonisme / Yunani mathematician; Euclidian geometry matematika; geometri Euclidian
15. Moses Musa Judaism Agama Yahudi major prophet of Judaism utama nabi Yudaisme
16. Charles Darwin Charles Darwin Anglican (nominal); Unitarian Anglikan (nominal); Unitarian biologist; described Darwinian evolution, which had theological impact on many religions biologi; dijelaskan evolusi Darwin, yang mempunyai dampak teologis di banyak agama
17. Shih Huang Ti Shih Huang Ti Chinese traditional religion Agama tradisional Cina Chinese emperor Kaisar cina
18. Augustus Caesar Augustus Caesar Roman state paganism Negara romawi paganisme ruler penguasa
19. Nicolaus Copernicus Nicolaus Copernicus Catholic (priest) Katolik (imam) astronomer; taught heliocentricity astronom; heliosentris diajarkan
20. Antoine Laurent Lavoisier Antoine Laurent Lavoisier Catholic Katolik father of modern chemistry; philosopher; economist bapak kimia modern, filsuf, ekonom
21. Constantine the Great Konstantin Agung Roman state paganism; Christianity Negara Romawi paganisme; Kristen Roman emperor who completely legalized Christianity , leading to its status as state religion. Kaisar Romawi yang benar-benar disahkan Kristen, menyebabkan statusnya sebagai agama negara. Convened the First Council of Nicaea that produced the Nicene Creed, which rejected Arianism (one of two major strains of Christian thought) and established Athanasianism (Trinitarianism, the other strain) as "official doctrine." Menyelenggarakan Konsili Nicea yang menghasilkan Kredo Nicea, yang menolak Arianisme (salah satu dari dua jenis utama pemikiran Kristen) dan didirikan Athanasianism (Trinitarianisme, strain lainnya) sebagai "doktrin resmi."
22. James Watt James Watt Presbyterian (lapsed) Presbiterian (murtad) developed steam engine mengembangkan mesin uap
23. Michael Faraday Michael Faraday Sandemanian Sandemanian physicist; chemist; discovery of magneto-electricity fisika, kimia, penemuan magneto-listrik
24. James Clerk Maxwell James Clerk Maxwell Presbyterian; Anglican; Baptist Presbyterian, Anglikan, Baptis physicist; electromagnetic spectrum fisika; spektrum elektromagnetik
25. Martin Luther Martin Luther Catholic; Lutheran Katolik; Lutheran founder of Protestantism and Lutheranism pendiri Protestan dan Lutheranisme
26. George Washington George Washington Episcopalian Episkopal first president of United States presiden pertama Amerika Serikat
27. Karl Marx Karl Marx Jewish; Lutheran; Yahudi; Lutheran;
Atheist; Marxism/Communism Atheist; Marxisme / Komunisme founder of Marxism, Marxist Communism pendiri Marxisme, Komunisme Marxis
28. Orville and Wilbur Wright Orville dan Wilbur Wright United Brethren United Brethren inventors of airplane penemu pesawat terbang
29. Genghis Khan Genghis Khan Mongolian shamanism Mongolia perdukunan Mongol conqueror Penakluk Mongol
30. Adam Smith Adam Smith Liberal Protestant Protestan Liberal economist; philosopher; expositor of capitalism; author: The Theory of Moral Sentiments ekonom, filsuf, ekspositor kapitalisme; Penulis: Teori dari Sentimen Moral
31. Edward de Vere Edward de Vere
aka William Shakespeare alias William Shakespeare Catholic; Anglican Katolik; Anglikan literature; also wrote 6 volumes about philosophy and religion sastra; juga menulis 6 jilid tentang filsafat dan agama
32. John Dalton John Dalton Quaker Quaker chemist; physicist; atomic theory; law of partial pressures (Dalton's law) ahli kimia, fisika, teori atom, hukum tekanan parsial (Hukum Dalton)
33. Alexander the Great Alexander Agung Greek state paganism Yunani negara paganisme conqueror penakluk
34. Napoleon Bonaparte Napoleon Bonaparte Catholic (nominal) Katolik (nominal) French conqueror Perancis penakluk
35. Thomas Edison Thomas Edison Congregationalist; agnostic Kongregasionalis; agnostik inventor of light bulb, phonograph, etc. penemu bola lampu, phonograph, dll
36. Antony van Leeuwenhoek Antony van Leeuwenhoek Dutch Reformed Reformasi Belanda microscopes; studied microscopic life Mikroskop; mempelajari kehidupan mikroskopis
37. William TG Morton William TG Morton ?? ?? pioneer in anesthesiology perintis dalam anestesiologi
38. Guglielmo Marconi Guglielmo Marconi Catholic and Anglican Katolik dan Anglikan inventor of radio penemu radio
39. Adolf Hitler Adolf Hitler Nazism; born/raised in, but rejected Catholicism Nazisme; lahir / dibesarkan di, tapi ditolak Katolik conqueror; led Axis Powers in WWII penakluk; dipimpin Axis Powers dalam Perang Dunia II
40. Plato Plato Platonism / Greek philosophy Filsafat Yunani Platonisme / founder of Platonism pendiri Platonisme
41. Oliver Cromwell Oliver Cromwell Puritan (Protestant) Puritan (Protestan) British political and military leader Inggris politik dan pemimpin militer
42. Alexander Graham Bell Alexander Graham Bell Unitarian/Universalist Unitarian / Universalis inventor of telephone * penemu telepon *
43. Alexander Fleming Alexander Fleming Catholic Katolik penicillin; advances in bacteriology, immunology and chemotherapy penisilin; kemajuan dalam bakteriologi, imunologi dan kemoterapi
44. John Locke John Locke raised Puritan (Anglican); mengangkat Puritan (Anglikan);
Liberal Christian Kristen Liberal philosopher and liberal theologian filsuf dan teolog liberal
45. Ludwig van Beethoven Ludwig van Beethoven Catholic Katolik composer penyusun
46. Werner Heisenberg Werner Heisenberg Lutheran Lutheran a founder of quantum mechanics; discovered principle of uncertainty; head of Nazi Germany's nuclear program pendiri mekanika kuantum; prinsip menemukan ketidakpastian; ketua program nuklir Nazi Jerman
47. Louis Daguerre Louis Daguerre ?? ?? an inventor/pioneer of photography seorang penemu / pelopor fotografi
48. Simon Bolivar Simon Bolivar Catholic (nominal); Atheist Katolik (nominal); Atheist National hero of Venezuela, Colombia, Ecuador, Peru, and Bolivia Pahlawan nasional Venezuela, Kolombia, Ekuador, Peru, dan Bolivia
49. Rene Descartes Rene Descartes Catholic Katolik Rationalist philosopher and mathematician Filsuf rasionalis dan matematikawan
50. Michelangelo Michelangelo Catholic Katolik painter; sculptor; architect pelukis, pematung, arsitek
51. Pope Urban II Paus Urbanus II Catholic Katolik called for First Crusade menyerukan Perang Salib Pertama
52. 'Umar ibn al-Khattab 'Umar ibn al-Khattab Islam Islam Second Caliph; expanded Muslim empire Kedua Khalifah; diperluas kerajaan Muslim
53. Asoka Asoka Buddhism Agama Budha king of India who converted to and spread Buddhism raja India yang masuk dan menyebarkan agama Buddha
54. St. Augustine St Augustine Greek state paganism; Manicheanism; Catholic negara Yunani paganisme; Manicheanism; Katolik Early Christian theologian Teolog Kristen awal
55. William Harvey William Harvey Anglican (nominal) Anglikan (nominal) described the circulation of blood; wrote Essays on the Generation of Animals , the basis for modern embryology menggambarkan sirkulasi darah; menulis Esai tentang Generasi Hewan, dasar embriologi modern
56. Ernest Rutherford Ernest Rutherford ?? ?? physicist; pioneer of subatomic physics fisika; pelopor fisika subatom
57. John Calvin John Calvin Protestant; Calvinism Protestan; Calvinisme Protestant reformer; founder of Calvinism pembaharu Protestan, pendiri Calvinisme
58. Gregor Mendel Gregor Mendel Catholic (Augustinian monk) Katolik (biarawan Augustinian) Mendelian genetics Genetika Mendel
59. Max Planck Max Planck Protestant Protestan physicist; thermodynamics fisika; termodinamika
60. Joseph Lister Joseph Lister Quaker Quaker principal discoverer of antiseptics which greatly reduced surgical mortality pokok penemu antiseptik yang sangat mengurangi kematian bedah
61. Nikolaus August Otto Nikolaus August Otto ?? ?? built first four-stroke internal combustion engine membangun mesin pembakaran pertama empat-stroke internal
62. Francisco Pizarro Francisco Pizarro Catholic Katolik Spanish conqueror in South America; defeated Incas Penakluk Spanyol di Amerika Selatan; Inca dikalahkan
63. Hernando Cortes Hernando Cortes Catholic Katolik conquered Mexico for Spain; through war and introduction of new diseases he largely destroyed Aztec civilization Meksiko menaklukkan Spanyol, melalui perang dan pengenalan penyakit-penyakit baru yang sebagian besar menghancurkan peradaban Aztec
64. Thomas Jefferson Thomas Jefferson Episcopalian; Deist Episkopal; Deis 3rd president of United States 3 presiden Amerika Serikat
65. Queen Isabella I Ratu Isabella I Catholic Katolik Spanish ruler Spanyol penguasa
66. Joseph Stalin Joseph Stalin Russian Orthodox; Atheist; Marxism Ortodoks Rusia, Atheist; Marxisme revolutionary and ruler of USSR revolusioner dan penguasa Uni Soviet
67. Julius Caesar Julius Caesar Roman state paganism Negara romawi paganisme Roman emperor Kaisar Romawi
68. William the Conqueror William Penakluk yang Catholic Katolik laid foundation of modern England meletakkan dasar dari Inggris modern
69. Sigmund Freud Sigmund Freud Jewish; atheist; Freudian psychology/psychoanalysis Yahudi; ateis, psikologi Freudian / psikoanalisis founded Freudian school of psychology/psychoanalysis (ie, the "religion of Freudianism") Freudian mendirikan sekolah psikologi / psikoanalisis (yaitu "agama Freudianisme")
70. Edward Jenner Edward Jenner Anglican Anglikan discoverer of the vaccination for smallpox penemu vaksinasi untuk cacar
71. Wilhelm Conrad Roentgen Wilhelm Conrad Roentgen ?? ?? discovered X-rays menemukan sinar-X
72. Johann Sebastian Bach Johann Sebastian Bach Lutheran; Catholic Lutheran; Katolik composer penyusun
73. Lao Tzu Lao Tzu Taoism Taoisme founder of Taoism pendiri Taoisme
74. Voltaire Voltaire raised in Jansenism; dibesarkan di Jansenisme;
later Deist kemudian Deis writer and philosopher; wrote Candide penulis dan filsuf; menulis Candide
75. Johannes Kepler Johannes Kepler Lutheran Lutheran astronomer; planetary motions astronom; gerakan planet
76 Enrico Fermi Enrico Fermi Catholic Katolik initiated the atomic age; father of atom bomb memulai usia atom; ayah dari bom atom
77. Leonhard Euler Leonhard Euler Calvinist Calvinis physicist; mathematician; differential and integral calculus and algebra fisika, matematika, diferensial dan integral kalkulus dan aljabar
78. Jean-Jacques Rousseau Jean-Jacques Rousseau born Protestant; Protestan lahir;
converted as a teen to Catholic; dikonversi sebagai remaja untuk Katolik;
later Deist kemudian Deis French deistic philosopher and author Perancis deistic filsuf dan penulis
79. Nicoli Machiavelli Nicoli Machiavelli Catholic Katolik wrote The Prince (influential political treatise) menulis The Prince (risalah politik berpengaruh)
80. Thomas Malthus Thomas Malthus Anglican (cleric) Anglikan (Ulama) economist; wrote Essay on the Principle of Population ekonom; menulis Esai tentang Prinsip Kependudukan
81. John F. Kennedy John F. Kennedy Catholic Katolik US President who led first successful effort by humans to travel to another "planet" Presiden AS yang memimpin upaya pertama yang berhasil oleh manusia untuk bepergian ke "planet"
82. Gregory Pincus Gregory Pincus Jewish Yahudi endocrinologist; developed birth-control pill endokrinologi; dikembangkan pil kontrol kelahiran
83. Mani Mani Manicheanism Manicheanism founder of Manicheanism, once a world religion which rivaled Christianity in strength pendiri Manicheanism, sekali sebuah agama dunia yang Kristen disaingi dalam kekuatan
84. Lenin Lenin Russian Orthodox; Ortodoks Rusia;
Atheist; Marxism/Communism Atheist; Marxisme / Komunisme Russian ruler Rusia penguasa
85. Sui Wen Ti Sui Wen Ti Chinese traditional religion Agama tradisional Cina unified China bersatu Cina
86. Vasco da Gama Vasco da Gama Catholic Katolik navigator; discovered route from Europe to India around Cape Hood navigator; menemukan rute dari Eropa ke India sekitar Cape Hood
87. Cyrus the Great Cyrus yang Agung Zoroastrianism Zoroastrianisme founder of Persian empire pendiri kekaisaran Persia
88. Peter the Great Peter Agung Russian Orthodox Ortodoks Rusia forged Russia into a great European nation Rusia ditempa menjadi sebuah bangsa Eropa yang besar
89 . Mao Zedong Mao Zedong Atheist; Communism; Maoism Atheist, Komunisme; Maoisme founder of Maoism, Chinese form of Communism pendiri Maoisme, bentuk Cina Komunisme
90. Francis Bacon Francis Bacon Anglican Anglikan philosopher ; delineated inductive scientific method filsuf; ilmiah metode induktif digambarkan
91. Henry Ford Henry Ford Protestant Protestan developed automobile; achievement in manufacturing and assembly dikembangkan mobil; prestasi di bidang manufaktur dan perakitan
92. Mencius Mencius Confucianism Konfusianisme philosopher; founder of a school of Confucianism filsuf, pendiri sekolah Konfusianisme
93. Zoroaster Zoroaster Zoroastrianism Zoroastrianisme founder of Zoroastrianism pendiri Zoroastrianisme
94. Queen Elizabeth I Ratu Elizabeth I Anglican Anglikan British monarch; restored Church of England to power after Queen Mary Raja Inggris; dipulihkan Gereja Inggris ke kekuasaan setelah Ratu Mary
95. Mikhail Gorbachev Mikhail Gorbachev Russian Orthodox Ortodoks Rusia Russian premier who helped end Communism in USSR Perdana Menteri Rusia yang membantu mengakhiri Komunisme di Uni Soviet
96. Menes Menes Egyptian paganism Mesir paganisme unified Upper and Lower Egypt bersatu Hulu dan Mesir Hilir
97. Charlemagne Charlemagne Catholic Katolik Holy Roman Empire created with his baptism in 800 AD Kekaisaran Romawi Suci yang dibuat dengan baptisan di 800 AD
98. Homer Homer Greek paganism Yunani paganisme epic poet penyair epik
99. Justinian I Justinianus I Catholic Katolik Roman emperor; reconquered Mediterranean empire; accelerated Catholic-Monophysite schism Kaisar Romawi; merebut kembali kekaisaran Mediterania; perpecahan Katolik-Monofisit dipercepat
100. Mahavira Mahavira Hinduism; Jainism Hindu; Jainisme founder of Jainism pendiri Jainisme

Source of list of names : Hart, Michael H. The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History, Revised and Updated for the Nineties. New York: Carol Publishing Group/Citadel Press; first published in 1978, reprinted with minor revisions (reflected above) in 1992. Sumber daftar nama: Hart, Michael H. The 100: A Ranking dari Orang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, Revisi dan Diperbarui untuk revisi tahun sembilan puluhan. New York: Carol Publishing Group / Citadel Press, pertama kali diterbitkan pada tahun 1978, dicetak ulang kecil dengan (tercermin di atas) pada tahun 1992.

tugas aai

Pembukaan
Barang siapa yang islam menjadi agamanya ,rosulullah menjadi teladanya,Al-Qur’an menjadi kitabnya nisvaya dia luhur dan mulia seperti beliau telah mulia dan luhur diantara para lelaki dan para pemuda dengan Al-Qur’an dan ilmu .Diawal kedatangan islam ,salah satu kebiasaan bangsa arab adalah mengubur hidup-hidup bayi perempuan.Orang-orang arab berkeyakinan bahwa bayi perempuan tidak membawa kemanfaatan bagin mereka ,bahkan membawa kesialan .Kemudian islam dating mengubah kebiasaan buruk mereka .islam mengangkat derajat wanita sama derajatnya dengan laki-laki .Bisa dibayangkan jika kebiasaan mereka tidak di ubah oleh risalah islam yang dibawa oleh nabi muhammad saw ini,bagaimana mungkin alur kehidupan masyarakat arab dan setelahnya akan berjalan wajar dimata islam laki-laki maupun perempuan sama derajatnya .Masing-masing diberikan kelebihan dan kekurangan supaya kehidupan ini begitu indah.Tak bisa dibayangkan jika semia rupa ,tingkah laku ,dan sifat manusia sama antara satu dengan yang lain ,apa indahnya kehidupan ini? Allah berfirman :
‘’Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh ,baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman ,maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik,dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.’’(QS.An-Nahl:97)
‘’Aku sesuai dengan persangkaan seorang hamba terhadap-Ku.Aku akan bersamanya jika dia mengingat-Ku.apabila dia mengingatku dalam hati ,Aku akan mengingatnya dalam hati .apabila dia mengingatku secara terang-terangan ,aku akan mengingatnya lebih terus terang lagi.Apabila dia mendekat kepada Ku sejengkal ,maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta ,apabila dia mendekat kepada-Ku sehasta ,maka aku akan mendekat kepadanya sedepa .Apabila dia mendatangiku dengan berjalan ,maka Aku akan mendatanginya dengan bergegas .(HR Imam Bukhori ,Muslim,Tirmizi,Nasai,dan Ibnu Majah) .


Pembahasan
Mempelajari islam ,membaca Al-Qur’an dengan perenungan ,pendalaman dan tadabbur merupakan satu dari sekian banyak sebab kebahagiaan dan kelapangan hati.Allah menyifati kitabnya ini sebagai petunjuk,cahaya dan penawar atas semua yang ada di dalam dada.di samping itu Allah juga menyifatinya sebagai rahmat.Allah berfirman ; ‘’Hai manusia ,sesungguhnya telah dating kepadamu pelajaran dari rabbmu dan penyembah bagi penyakit-penyakit (yang berada)di dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.’’(QS.Yunus:57)
‘’Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci.’’(QS.Muhammad:24)
‘’Maka ,apakah mereka tidakl memperhatikan Al-Qur’an ?kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah ,tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.’’(QS.An-Nisa’:82)
‘’Ini adalah kitab yang kami turunkan kepadamu dengan penuh berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.’’(QS.Shad:29)
Kalangan ahlul ilmi mengatakan,’’membacanya,mengamalkannya,menjadikannya sebagai sumber hukum ,dan mengambil istinbath darinya sudah merupakan berkah.’’
‘’Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada(jalan)yang lebih lurus.’’(QS.Al-Isra’:9)
‘’Dengan kitab itu Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan –Nya ke jalan keselamatan.’’(QS.Al- Ma’idah:16)
‘’Dan ,demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu(Al-Qur’an)dengan perintah kami.’’(QS.Asy-Syura:52)
‘’Katakanlah:perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi!’’(QS.Yunus:101)
‘’Katakanlah:berjalanlah di muka bumi,kemudian perhatikanlah.’’(QS.Al-An’am :11)
‘’Maka,tidakkah mereka bepergian diatas bumi lalu melihat bagaimana keadaan orang-orang sebelum mereka(yang mendurhakai rasul).’’(QS.Al-Yusuf:109)
Siapapun yang membaca catatan perjalanan Ibn Batutah walaupun didalamnya ada beberapa hal yang di lebih-lebihkan dia akan kagum terhadap ciptaan Allah ,dan akan terheran-heran bagaimana Allah mengatur semua ini secara harmonis di alam semesta.dia juga akan menyaksikan pelajaran-pelajaran yang sangat berharga bagi kaum mukminin.
Islam merupakan agama yang di dalamnya benar –benar terdapat banyak sekali pelajaran,hikmah,atau petunjuk yang mendidik manusia agar tetap dijalan yang lurus dan di ridhoi Allah.Islam mendidik kita melalui Al Qur’an dan hadist,diantaranya adalah melalui alam ini ,ada Sesutu yang sangat menarik jika kita mau memperhatikan hal-hal yang ada di bumi ini.Ketika seseorang beriman kepada Allah mengamati segala sesuatu beserta system yang ada ,hidup ataupun tak hidup ,yang ada di jagad raya dengan menggunakan mata yang penuh perhatian ,ia melihat bahwa segalanya telah diciptakan untuk manusia .Ia mengetahui bahwa tak satupun yang muncul dan menjadi ada didunia secara kebetulan ,namun diciptakan oleh Allah dalam keadaan yang sangat sesuai untuk kehidupan manusia .Misalnya ,dari dulu hingga sekarang manusia dapat bernapas tanpa susah payah disetiap saat .Udara yang ia hirup tidak membakar saluran hidungnya ,tidak membuatnya mabuk ataupun sakit kepala .Seseorang yang memikirkan hal ini yeringat akan hal lain yang sangat penting ;seandainya kadar oksigen dalam atmosfer sedikit lebih atau kurang dari yang ada sekarang ,dalam dua keadaan tersebut kehidupan akan hancur .Ia lalu ingat betapa susahya bernapas ketika berada dalam tempat yang tidak mengandung udara .Ketika seorang yang beriman terus menerus memikirkan masalah ini ,ia akan selalu bersyukur kepada Tuhannya .Ia melihat bahwa atmosfer bumi dapat saja dibuat sedemikian rupa sehingga membuatnya susah untuk bernapas sebagaimana banyak planet –planet yang lain .Namun tidaklah demikian kenyataanya ,atmosfer bumi diciptakan dalam keseimbangan dan keteraturan yang demikian sangat sempurna sehingga membuat jutaan manusia bernapas tanpa susah payah .Seseorang yang tiada henta memikirkan tentang planet dimana ia hidup ,menyadari betapa pentingnya air yang diciptakan Allah untuk kehidupan manusia .Kemudian ia pun berpikir ;manusia pada umumnya paham tentang pentingnya air hanya ketika mereka kekurangan air dalam wak tu yang lama .Air adalah substansi yang kita butuhkan setiap saat dalam hidup kita .Misalnya ,sebagian besar dari sel-sel tubuh ,dan darah yang menjangkau setiap bagian kecil dari tubuh kita tersusun atas air .jika tidak demikian ,maka fluiditas darah akan berkurang dan darah akan sulit mengalir di dalam pembuluh vena .Fluiditas air tidak hanya penyting bagi tubuh kita akan tetapi juga untuk tumbuh-tumbuhan .Air mampu menjangkau bagian yang paling ujng dari daun dengann melalui pembuluh-pembuluhnya yang halus seperti benang .Masa air yang sangat besar dilautan menjadikan bumi kita tempat yang dapat didiami .Jika proporsi lautan dibumi menjadi lebih kecil dari daratan ,dimana-mana akan berubah menjadi gurun yang tidak memungkinkan adanya kehidupan .Seseorang yang sadar dan berfikir tentang hal ini akan benar-benar yakin bahwa adanya kesinambungan yang begitu sempurna di bumi sudah pasti bikanlah sebuah kebetulan .Setelah menyaksikan dan memikirkan fenomena tersebut ,akan tampak bahwa segala sesuatu diciptakan dengan sebuah tujuan oleh pencipta yang maha tinggi dan pemilik kekuatan yang abadi .Disamping itu ia juga sdar bahwa contoh-contoh yang telah ia pikirkan sebagaimana diatas sangatlah terbatas ,sungguh tidaklah mungkin untuk menyebutkan jumlah seluruh contoh-contoh yang berkenaan dengan keseimbangan yang sempurna di bumi .Bagi orang yang berpikir ,ia akan dapat dengan mudah menyaksikan keteraturan,kesempurnaan dan keseimbangan yang terlihat jelas disetiap sudut jagad raya ,dan denganya mencapai suatu kesimpulan bahwa segala sesuatu diciptakan ALLAH untuk manusia .ALLAH berfirman dalam Al Qur’an ; ‘’dan dia telah menundukkan untukmu apa yang dilangit dan apa yang dibumi semuanya ,(sebagai rahmat)dari pada-Nya .sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah )bagi kaum yang berpikir .’’(QS.Al-jaatsiyah,45;13)
Setiap hari kita melihat pepohonan di berbagai tempat ;akan tetapi,pernahkah kita memikirkan bagaimana air dapat mencapai daun yang paling jauh letaknya di ujung teratas dari sebuah pohon yang tinggi?kita akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang keluarbiasaan ini dengan membuat sebuah perbandingan .Tidaklah mungkin bagi air dalam sebuah tanki di bagian bawah bangunan anda untuk naik ke lantai yang lebih atas tanpa adanya sebuah tanki hidroforik atau mesin pompa air yang kuat .Anda tidak akan mampu memompa air kendatipun hanya sampai kelantai pertama .Oleh karena itu ,sudah seharusnya ada system pemompaan yang mirip dengan mesin hidrofonik yang edimiliki oleh pohon ,jika tidak mustahil air akan dapat mencapai batang pohon dan cabang-cabangnya dibagian atas sehingga pohon-pohon tersebut akan segera mati .Namun Allah telah menciptakan untuk tiap tiap pohon semua sarana dan perlengkapan yang diperlukan .Tambahan lagi ,system pemompaan disetiap pohon terlalu canggih di bandingkan dengan ada yang ada ada dibangunan tempat tinggal manusia .Ini adalah satu diantara beragam hal yang hendaknya dipirkan oleh seseorang ketika sedang menyaksikan tanaman-tanaman tersebut .Dan pemikiran semacam ini hanya akan muncul jika ia senantiasa melihatb ke segala sesuatu dengan menggunakan ‘’mata yang benar –benar melihat ‘’,yakni melihat smbil memikirkan secara mendalam tentang apa yang sedang dilihatnya .Hal lain yang dapat dipikirkan berhubungan dengan dedaunan .Ketika memandang sebuah pohon ,seseorang yang merenungkan segala sesuatu yang dilihatnya tidak akan menganggap daun-daun pohon tersebut sebagai bentuk-bentuk sederhana sebagaimana ia terbiasa untuk melihatnya .Ia berpikir berbagai hal yang belum pernah terpikirkan oleh orang lain .Dedaunan misalnya ,adalah sesuatu yang rentan dan mudah rusak .Namun daun-daun ini tidak kering kerontang karena panasnya terik sinar matahari yang menyengat .Ketika seorang manusia berada pada suhu empat puluh derajat celcius dalam waktu yang sebentar ,warna kulitnya berubah ,ia menderita dehidrasi .Sebaliknya ,daun mampu untuk tetap hijau di bawah panas matahari yang menyengat tanpa terbakar selama berhari-hari ,bahkan berbulan-bulan meskipun sangat sedikit sekali jumlah air yang mengalir melelui pembuluh-pembuluhnya yang mirip benang.Ini adalah sebuah keajaiban penciptaan yang menunjukkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dengan ilmu yang tak tertandingi .Berpikir tentang keajaiban keajaiban ciptaan tersebut ,seseorang yang beriman mampu sekali lagi melihat kebesaran Allah untuk kemudian mengagungkan-Nya.Itulah bagaimana islam mendidik kita dengan adanya suatu pelajaran dari alam yang tidak mungkin kitan mendapatkannya jika tidak mempelajari islam dengan benar dan serius.
Selain itu contoh lain dari pendidikan islam adalah islam juga mengajarkan kita untuk dapat memaksimalkan waktu,suatu nikmat yang harus paling banyak kita syukuri adalah nikmat waktu .Nikmat waktu yang Allah berikan kepada kita semua tak ada bandingannya darin pada nikmat Allah yang lain.dengan waktu kita bias berbuat apa saja ,tinggal kita mengisi waktu tersebut dengan kedudukan arau kesukaan ,terserah kita .Maka banyak sekali ayat maupun hadist yang menyebutkan tentang kenikmatan waktu ini .Allah berfirman yang berkaitan dengan waktu ;’’dan dia menundukkuan malam dan siang ,matahari dan bulan untukmu ,dan bintang-bintang itu ditundukkan(untukmu)dengan perintah-Nya.sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah )bagi kaum yang memahami (nya).’’(QS.An-Nahl:12)Didalam ayat lain,Allah telah menunjukkan bahwa didalam nikmat-nikmat itu terdapat tanda-tanda kekuasaan-Nya yang sangat nyata bagi orang –orang yang berakal dan yang mau merenungi ayat –ayat-Nya.Allah telah menjadikan panjangny usia kita sebagai motivasi untuk banyak berfikir dan merenung ,serta sebagai medan untuk beramal sebanyak-banyaknya dengan tidak menyia-nyiakan meski sedetikpun waktu kita tersebut.maka bias kita lihat ,disana ada orang yang seusia namun amalnya sangat jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya .bahkan ada juga disana orang yang usianya lebih panjang ,namun amalnya dikalahkan orang yang usianya lebih pendek atau muda .dari sisi keduniaan ,ada seseorang yang sebaya namun salah satunya pintar memanfaatkan waktu dan jauh lebih sukses dari yang satunya .Karena ,waktu dari salah satu dari keduanya begitu berharga .Dia tidak menyia-nyiakan bahkan meski dia tidurpun kalau bias tetap memberikan suatu output atau hasil yang bermanfaat bagi dirinya .Peringatan Allah dalam surat Al-Ashr sudah sangat jelas .Allah berfirman ;Demi masa .Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian ,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih ,dan nasihat –menasihati supaya menaati kebenaran ,dan supaya menepati kesabaran.’’(QS.Al-‘Asr 1-3) Orang yang dianggap Allah tidak rugi dalam ayat tadi ,adalah mereka yang benar-benar memanfaatkan waktu dalam kebaikan karena-Nya dank arena mengikuti petunjuk nabi –Nya .Namun bagi orang yang tidak memanfaatkan waktunya dengan baik ,berapapun usia yang Allah berikan kepadanya niscaya dia akan selalu hidup dalam kesia-siaan .Artinya perbuatanya tidak bermakna ,dia merugi dengan bertambahnya umur namun tidak bertambahnya nilai amalnya.Bagaimana memaksimalkan waktu yang kita miliki ;
1.Ingat ,waktu adalah penyeimbang yang luar biasa .Tak peduli siapa anda ,berapa uang yang anda punya ,atau dimana anda hidup dimuka bumi ini ,kits semua memiliki waktu 24 jam yang sama dalam sehari .Waktu anda adalah sumber yang sangat berharga .Jangan pernah sia-siakan waktu .
2.Benda-benda yang berserakan dirumah dapat memperlambat langkah anda dengan cara mengalihkan perhatian dari apa yang sebenarnya ingin anda lakukan ,untuk mengontrolnya ,bersihkan ,dan tata rapi semua benda-benda setiap kali anda selesai melakukan suatu pekerjaan .
3.Apakah anda sering kali merasa khawatir dengan apa yang belum anda lakukan ?jangan membuang-buang waktu dengan selalu merasa gelisah memikirkan berapa banyak waktu yang akan anda habiskan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut .Merasa gelisah akan membuat anda merasa tidak nyaman dan hanya menghabiskan energy saja .Pilih satu pekerjaan yang membutuhkan banyak pergerakan ,selesaikan dan beri penghargaan atas usaha anda .Menyelesaikan sesuatu dan kemudian mendapat penghargaan ,akan membuat anda lebih baik.
4.Jika anda tak ingin melupakan tugas-tugas yang harus anda lakukan dibeberapa hari mendatang maka tulislah di buku catatan /agenda.Jangan hanya mengingatnya dikepala .Setelah menulisnya ,anda bias melupakannya.sekarang,anda bias konsentrasi untuk pekerjaan lain yang lebih penting.
5.Jika anda menghabiskan sepuluh menit setiap hari hanya untuk mencari barang-barang yang lupa dimana menaruhnya,maka anda membuang lebih dari enam puluh jam setiap tahun .Mulai sekarang ,rapikan barang-barang anda di tempat yang mudah terjangkau.
6.Kosongkan keranjang sampah anda setidaknya sekali sehari.ingat ,keranjang sampah bukan tempat menyimpan benda.
7.Belajarlah berbicara dan menulis secara jelas dan padat .Baca buku ,ikut kursus ,dan sampaikan pendapat anda sesederhana mungkin ,jika seseorang meminta anda seribu kata ,jangan member dia seribu dua ratus kata .Jika anda diminta bicara tiga puluh menit ,jangan berbicara empat puluh menit.Terlalu banyak kata dapat membuang waktu anda dan orang lain sia-sia.
8.Jangan berkeringat hanya karena anda melakukan hal-hal kecil .jika anda menggunakan waktu hanya untuk melakukan hal-hal remeh ,anda tidak akan pernah menyelesaikan apapun .Pilih tigas atau pekerjaan besar dengan hasil besar.simpan energy dan waktu anda untuk melakukan sesuatu yang penting.
9.Rasa bersalah adalah musuh yang besar dalam menghemat waktu.jangan menyia-nyiakan waktu dengan terus menerus menyalahkan diri sendiri .Apa yang telah terjadi biarlah terjadi.camkan bahwa yang penting bukan pada kesalahan anda tetapi bagaimana anda bisa belajar dari kesalahan tersebut dan bagaimana anda bisa bangkit dari keterpurukan.

Jika anda hanya memfokuskan pada pekerjaan yang menjadi prioritas anda akan berkhir lebih baik dan waktu anda tidak akan terbuang percuma (biarkan pekerjaan kecil lain berlalu ).Waktu akan terus berlalu ,dan berlalu.Siapa yang tidak sigap memanfaatkan ,maka akan merugi selama-lamanya.Namun belum ada kata terlambat ,bergeraklah,berbuatlah untuk menutupi ketertinggalan yang telah ada.Semoga Allah selalu membimbing kita untuk tidak terpedaya dengan waktu dan bisa memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Marilah sekali-kali kita mempelajari islam atau membaca Al-Qur’an di tepi-tepi sungai ,di pinggiran hutan yang rimbun ,diantara burung-burung yang sedang berkicau membaca untaian puisi cinta ,atau di depan gemercik aliran air sungai yang sedang mengisahkan perjalanannya dari hulu ke hilir.

‘’Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk,niscaya Dia melapangkan dadanya untuk(memeluk agama)islam.dan barang siapa yang dikehendaki Allah ,kesesatannya ,niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit,seolah-olah ia sedang mendaki kelangit.begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.’’(QS.Al-An’am:125)
Penutup
Itulah sedikit gambaran dan uraian dari sekian banyak pelajaran dan pendidikan islam yang seharusnya kita sebagai manusia harus mampu mengambil intisari dan pelajaran dari islam itu sendiri. Dengan begitu sedapatnya informasi-informasi yang ada dalam islam dapat menjadi solusi dan jawaban pada beberapa masalah dan keingintahuan kita kepada islam.marilah menghadap kepada Yang Maha Esa dan Maha Mulia ,Maha Tunggal,tempat bergantung semua ,agar kita semua bersimpuh di depan pintu gerbang rububiyah-Nya ,berlindung di pintu wahdaniyah-Nya,memohon dan senantiasa memohon ,meminta dan menunggu apa yang dia berikan.dia lah pemberi afiat ,pemberi kesehatan,dan yang Maha mencukupi.dan ,Dia adalah pencipta ,pemberi rezeki,yang member hidup dan yang mematikan.Maha suci Rabb-mu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakana.semoga kesejahteraan dilimpahkan atas para Rasul ,semoga Allah memberikan hidayah kepada hati kita ,untuk selalu terpaut pada keridhoan-Nya.dan semoga Allah melindungi kita dihari tiada perlindungan lagin kecuali perlindungan dari-Nya.



DAFTAR PUSTAKA
-Muhammad sultan, 2002. Asy Baluna Al Ulama’ 65 Kisah Teladan Pemuda Islam yang Briliant : Solo. Pustaka Arofah.
-DR.’Aidh al-Qarni,2004. La Tahzan:Jakarta.Qisthi Press.
-Mantan Budak Dihadapan Singa,Rohmanto,Cet.l,2010,Al-‘Ibar.

tugas antropologi

Pilkada Sukoharjo diwarnai banyak pelanggaran

Pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) yang digelar di Kota Makmur, Kamis (3/6) diwarnai banyak pelanggaran. Pelanggaran itu antara lain pencoblosan yang dilakukan lebih dari satu kali oleh satu orang pemilih serta adanya surat undangan untuk warga yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT).
Ketua panitia pengawas kecamatan (Panwascam) Tawangsari, Dwijo Sutarmin menerangkan, telah menerima laporan mengenai pelanggaran Pilkada pada Kamis siang. “Laporan saya terima siang ini. Laporannya sendiri mengenai pencoblosan dua kali oleh satu orang warga. Total warga yang dilaporkan ada dua orang sehingga mereka melakukan empat kali coblosan,” jelasnya ketika dijumpai wartawan, Kamis.
Tarmin sapaan akrabnya menambahkan, dua warga yang dilaporkan atas nama Lasiyo dan Kismo Mulyono. Keduanya adalah warga RT 02/RW IV, Ngasinan, Watubonang, Tawangsari. “Mengenai satu orang pemilih yang mencoblos dua kali itu dilaporkan oleh saksi pasangan Wardoyo Wijaya-Haryanto (War-To). Yang melaporkan atas nama Santoso, warga RT 03/RW V Tengklik,” jelasnya.
Dengan adanya laporan itu, Tarmin menambahkan, akan meneruskannya kepada Panwas kabupaten (Panwaskab). Terpisah, tim sukses War-To, Syarif Hidayatullah menjelaskan, pihaknya menemukan pelanggaran di TPS 10 Madegondo, Tawangsari. “Ada dua orang warga yang bukan warga Sukoharjo namun tetap mendapat surat undangan. Mereka masing-masing Sukijan warga Wonogiri dan warga Klaten atas nama Murni,” jelasnya.
Politik Uang Tak Menjamin Kemenangan
Peredaran money politic saat sebelum pemilihan kepala daerah (Pilkada) berlangsung, dinilai tidak memberi dampak signifikan terhadap pemilih. Sebab, uang yang diberikan itu hanya bersifat ajakan untuk mencoblos pasangan tertentu. Sehingga, belum bisa jadi jaminan bahwa masyarakat akan mudah pindah ke pasangan tersebut.
Hal itu diungkapkan pengamat politik asal Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Totok Sarsito, Rabu (2/6). Menurut Totok, setiap kali pilkada digulirkan, indikasi adanya money politic memang ada. “Namun, kekuatannyanya tidak begitu besar. Mereka tetap akan berpegangan pada pasangan calon yang sudah mengakar dihatinya,” ujar Totok.
Dia menilai, praktek money politic justru akan merugikan pasangan yang melakukannya. Sebab, masyarakat tidak begitu memperdulikan apakah itu datang dari pasangan A atau B. “Jadi, uang yang diberikan itu akan sia-sia. Kalau mereka diberi, kebanyakan memang diterima. Tapi ya itu tadi, tidak bisa mengubah niat untuk memilih calon tertentu,” ungkapnya.
Dengan demikian, kendati ada pasangan calon yang mengandalkan money politic belum menjamin akan memenangi pilkada. “Yang dikhawatirkan justru ketika mereka kalah dalam pemilihan, uang itu akan diminta kembali. Itu yang repot,” kata Totok.
Wakil Presiden Boediono mengatakan, demokrasi harus didasari dengan perjuangan yang bersih dan tidak menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan. "Demokrasi disfungsional dilandasi dua penyebab utama," kata Boediono ketika membuka Konggres II Persatuan Alumni GMNI di Grand City Surabaya, Jum'at (26/11).


Dua penyebab gagalnya demokrasi, itu, kata dia, pertama adalah money politik yang membabi buta. "Demokrasi adalah upaya untuk menyalurkan pandangan rakyat, kalau semuanya bisa dibeli dengan uang, landasan dasar demokrasi akan mati," katanya.

Penyebab kedua, kata dia, adalah birokrasi yang selalu dipengaruhi faktor politik, di mana demokrasi selalu disetir oleh penguasa politik, dan demokrasi yang didekte oleh kepentingan pemodal. “Padahal, demokrasi harusnya melayani semuanya, bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan semata,” ujarnya.

Meski mengaku bukan politisi, Boediono mengaku sejak dirinya menjabat Wakil Presiden dirinya mulai belajar tentang politik. "Saya bukan politikus, tapi saya harus tau politik minimal pandangan-pandangan politik," kata mantan Gubernur Bank Indonensia ini.

Dalam sambutannya di hadapan peserta Konggres PA GMNI ini, Boedionno bercerita, republik ini dulunya didirikan atas dasar kesepakatan berbagai elemen bangsa dengan satu landasan adanya kesamaan nasib, yaitu sama-sama jajahan. Karennya, untuk membangung republik, rasa primordialisme harus dihilangkan. Permusuhan di antara elemen bangsa juga harus dihapus.

"Bung Karno pernah berkata, nasionalisme Indonesia akan subur di taman sari internasional, jadi kalau pengen besar, medan pertempuran kita adalah di luar. Bukan di dalam negeri," kata Boediono.
Kesimpulan
Perlu di bangun bersama untuk mewujudkan budaya politik yang demokratis.pemerintah seharusnya mampu membuat mekanisme untuk mencegah dan mengatasi adanya money politik. Harus tegas, inilah resiko pembelajaran dalam berdemokrasi yang bebas bertanggungjawab. Beri hukuman yang sangat maksimal bila mereka bersalah (harus ini, karena Indonesia belum cerdas berdemokrasi), ini merupakan salah satu solusi pembelajaran diantara sekian banyak solusi bila kita ingin menginginkan Indonesia berdemokrasi dengan sehat dan cerdas. Ini salah satu upaya mempertahankan citra “damai” Indonesia dan mempertahankan kedaulatan NKRI.

Rabu, 22 Desember 2010

TUGAS KOMPUTER DASAR

DEFINISI JURNAL SOSIOLOGI INTERNASIONAL
1.Didirikan pada tahun 1986 oleh International Sosiologi Association (ISA), International Sosiologi (ISS) adalah salah satu jurnal sosiologis pertama yang mencerminkan kepentingan penelitian dan suara komunitas internasional sosiologi. Perkembangan jurnal ini memberikan kontribusi dari berbagai bidang sosiologi, dengan fokus pada pendekatan internasional dan komparatif.
Saat ini Universitas di berbaggai wilayah Indonesia terus melakukan pengembangan jurnal sosiologi. Salah satunya adalah jurnal masyarakat yang digagas oleh mahasiswa Universitas Indonesia. Jurnal MASYARAKAT menjadi media informasi dan komunikasi dalam rangka pengembangan sosiologi di Indonesia. Redaksi MASYARAKAT mengundang para sosiolog, peminat sosiologi atau pemerhati ilmu sosial lainnya, dan para mahasiswa sosiologi untuk berdiskusi dan menulis secara bebas dan kreatif demi pengembangan sosiologi di Indonesia.
Jurnal MASYARAKAT terbit dua kali dalam setahun. Kriteria penulisan: merupakan karya sendiri maksimal 8.000 kata (tidak lebih dari 25 halaman A4, spasi tunggal), belum pernah dipublikasikan, dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan memiliki relevansi untuk diterbitkan. Artikel dapat berupa hasil penelitian, kertas kerja, ulasan teori atau metodologi, ulasan tentang kebijakan atau situasi sosial, dan referensi buku.
Jurnal Internasional Sosiologi, memungkinkan para peneliti berbahasa Inggris melakukan riset Sosiologi yang serius dari beberapa negara. Jurnal ini berfokus pada pembelajaran sosiologi makro dengan perhatian khusus pada perbandingan kerja dan riset antar-negara yang menggunakan data dari beberapa sumber seperti Badan Survey Dunia, Survey Sosial Eropa dan Program Survey Sosial Internasional. Didirikan pada tahun 1986 oleh International Sosiologi Association (ISA), International Sosiologi (ISS) adalah salah satu jurnal sosiologis pertama yang mencerminkan kepentingan penelitian dan suara komunitas internasional sosiologi. Perkembangan jurnal ini memberikan kontribusi dari berbagai bidang sosiologi, dengan fokus pada pendekatan internasional dan komparatif. Saat ini Universitas di berbaggai wilayah Indonesia terus melakukan pengembangan jurnal sosiologi. Salah satunya adalah jurnal masyarakat yang digagas oleh mahasiswa Universitas Indonesia. Jurnal MASYARAKAT menjadi media informasi dan komunikasi dalam rangka pengembangan sosiologi di Indonesia. Redaksi MASYARAKAT mengundang para sosiolog, peminat sosiologi atau pemerhati ilmu sosial lainnya, dan para mahasiswa sosiologi untuk berdiskusi dan menulis secara bebas dan kreatif demi pengembangan sosiologi di Indonesia. Jurnal MASYARAKAT terbit dua kali dalam setahun. Kriteria penulisan: merupakan karya sendiri maksimal 8.000 kata (tidak lebih dari 25 halaman A4, spasi tunggal), belum pernah dipublikasikan, dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan memiliki relevansi untuk diterbitkan. Artikel dapat berupa hasil penelitian, kertas kerja, ulasan teori atau metodologi, ulasan tentang kebijakan atau situasi sosial, dan referensi buku. Situs-situs yang menyediakan jurnal internasional:


2.CONTOH JURNAL

Latar Belakang
Dengan perkembangan dunia pertelevisian dalam era globalisasi dan perkembangan televisi swasta di tanah air dengan berbagai saluran yang menawarkan berbagai macam acara dan berbagai alternatif hiburan yang berakibat jika kesenian tradisional kurang mendapat tempat dankurang diminati terutama pada masyarakat Jawa Timur, kehadiran Ludruk (sandiwara tradisional yang diselingi nyanyian dan tarian) sekarang memprihatinkan dengan semakin tersingkirkan dan kini berada diambang kematian. Dengan mengutip pernyataan James R. Bandon, peneliti seni tradisional di Harvest University, di Surabaya dan sekitarnya terdapat 50 group wayang orang, 120 group ketoprak dan 30 group ludruk. (Astro : 2002)
Ludruk merupakan salah satu kesenian khas Jawa Timur yang tergolong folklore setengah lisan yang diekspresikan dalam bentuk gerakan-gerakan yang dimainkan di atas panggung / dapat juga ditampilkan sebagai teater seperti teater tradisional.
Menurut Kasiyanto :1997/1998 :16 dikatakan bahwa keberadaan ludruk saat ini telah mengalami kemunduran. Perkembangan masyarakat tidak diikuti oleh peningkatan dengan ide-ide baru sesuai dengan selera dan kebutuhan masyarakat yang belum sesuai dengan apresiasi masyarakat khususnya masyarakat Surabaya.
Untuk mendapatkan ludruk yang berbobot dan berkualitas, banyak berbagai macam kendala baik secara internal maupun eksternal salah satunya perkembangan pada dunia pertelevisian yang menawarkan berbagai alternative hiburan sehingga diperkotaan ludruk sepi pengunjung dan akhirnya tidak kerasan mencari penghidupan dikota. Dengan demikian jika ludruk mendapatkan persepsi atau tanggapan yang baik maka para pemain akan mendapat perhatian dan antusias dari penonton dan masyarakat, disisi lain juga sikap dan cara pandang masyarakat terhadap profesi “Ludruk” yang kurang menguntungkan, sebagaimana diungkapkan R.D. Lang “ manusia selalu memikirkan orang lain dan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya dan apa yang orang lain pikirkan mengenai yang ia pikirkan meskipun memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas disekililingnya (D.Mulayana, 2002 : 176), maka diharapkan ludruk dapat menjadi seniman yang professional. Dan yang paling penting menurut masyarakat adalah menciptakan citra baru ludruk dengan pagelaran yang lebih bagus, tergarap dengan baik dan lebih professional sehingga masyarakat berbagai lapisan tetap mau menonton. (Kasiyanto, 15)
Beritik tolak dari uraian diatas maka perlu kiranya dapat diuraikan bagaimana dapat mengubah persepsi masyarakat kota terhadap profesi “Ludruk” sehingga dapat diterima sesuai apresiasi masyarakat sebagai profesi yang dapat menunjang kehidupan dengan tidak meninggalkan profesionalisme ludruk sesuai dengan kaidah-kaidah dalam masyarakat.
Perumusan Masalah
Lingkungan alam dan kondisi sosial yang ada pada masyarakat khususnya masyarakat Jawa Timur adalah berbeda sehingga menyebabkan perbedaan dalam persepsi setiap individu dan masyarakat dalam memandang berbagai profesi/pekerjaan yang hanya dibatasi pada profesi “Ludruk” di Surabaya sebagai berikut :
- Bagaimana persepsi masyarakat Surabaya dewasa ini dalam memandang ludruk sebagai profesi.
- Upaya-upaya apa saja yang akan dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme para seniman ludruk.
Pembahasan
Persepsi Masyarakat Kota Terhadap Profesi Ludruk di Surabaya
Kelompok Remaja
1. Sensasi
Tahap paling awal dalam penerimaan informasi ialah sensasi yang berasal dari kata “Sense” artinya alat penginderaan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya/ Bila alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf dengan bahasa yang dipahami oleh otak maka terjadilah proses sensasi. Kata Dennis Cook dalam Jalaludin Rakhmat sensasi adalah pengalaman elementer para remaja dalam kesenian (ludruk) yang tidak memerlukan penguraian erbal, simbolis/konseptual dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.
Dari data yang di peroleh di lapangan dari para informan hampir sebagian besar (35,4%) para remaja mengatakan mereka mengetahui dan pernah menonton ludruk. Para remaja dalam menonton kesenian ini lebih banyak lewat televisi (91,65%) dibandingkan dengan melihat secara langsung di tempat pertunjukan atau di dapat dari masyarakat sekitarnya dan yang lain tidak menjawab karena kurang begitu menyukai. Remaja ini menyukaai ludruk karena kebanyakan melihat permainan dan pemainnya yang lucu, kidungannya yang bagus, musik pengiringnya enak, hal ini di kutip dari salah satu sumber informan sebagai berikut :
“Saya tahu kesenian ludruk lewat televise dan menyenangi kesenian ludruk karena permainnya, cerita lucu penuh humor, musiknya enak, kidungannya bagus”.
Hal ini di perkuat hasil penelitian Kasiyanto Kasemin mengatakan bahwa yang mendorong masyarakat untuk menonton kesenian tradisional ludruk adalah karena mereka merasa orang Jawa Timur sehingga merasa perlu untuk membudayakan tradisi Jawa timur disamping memang senang nonton kesenian ludruk sebagai hiburan.
2. Atensi
Berdasarkan dari analisis data dapat ditunjukkan bahwa yang menjadi daya perhatian yang paling menarik bagi kelompok remaja untuk menonton kesenian ludruk 25,4% mengatakan bahwa mereka menyaksikan ludruk dikarenakan permainannya sangat menarik di lihat dari segi ceritanya, musiknya dan para pemainnya, di pihak lain yakni 6,9% mengatakan bahwa menyaksikan petunjukan ludruk karena menyukai kidungannya yang banyak di lontarkan banyolan-banyolan/humornya, atraksi-atraksinya ada keunikan, sedang di sisi lain ada yang tidak bisa menjawab 9,99% kurang berminat atau tidak suka menonton ludruk. Hal ini di perkuat dari sumber informasi mengatakan :
“Ketertarikannya menonton ludruk di karenakan pemainnya dalam lakon dalam cerita-cerita pertunjukan yang di lihat di televisi lucu penuh banyolan-banyolan di samping kidungan-kidungannya, pengiring musiknya yang tampil di pentas membuat penonton tertawa”.
Pada dasarnya pertunjukan ludruk merupakan perpaduan dari seni panggung dengan operette (Sandiwara yang sebagian besar dialognya di lagukan) dalam ludruk nyanyian yang di dendangkan disebut Gendingan Jula-juli. Bentuknya menyerupai pantun yang biasa di sebut parikan. Isinya berupa nasehat, sindiran atau sketsa masyarakat yang berbau kritik dibawakan oleh pelawak yang dinyanyikan/didendangkan secara humoris, diiringi gamelan.
Ketika ditanyakan kepada tentang harapan-harapan bagi kelompok remaja dalam keberlangsungan ludruk agar masih tetap bertahan dan eksisi sesuai perkembangan keadaan dan zaman, sebagian besar menyatakan bahwa berharap kesenian ludruk ini tetap di lestarikan sebagai warisan budaya dengan pembinaan kepada kelompok group ludruk agar tidak punah sebagai kesenian khas Surabaya dengan regenerasi pada kelompok pemain ludruk, dimana sebagian besar group ludruk sekarang ini ibarat hidup enggan mati tidak mau. Bagaimana tidak saat ini meskipun eksistensi ludruk diakui sebagai kesenian tradisional, namun faktanya kehidupan ludruk hanya jalan di tempat, bahkan banyak yang gulung tikar.
3. Motivasi
Apabila di lihat motivasi remaja menonton ludruk menyatakan hanya sebagai hiburan karena lucu. Tetapi ada juga yang hanya sekedar tahu aja menonton kaena menambah wawasan seni budaya dan disuruh dan yang lain tidak tahu apa motivasinya hanya sekedar tahu tentang ludruk. Ketika di tanyakan apakah ada keinginan untuk jadi pemain ludruk hampir semua remaja (96,15%) mengatakan tidak menyukai menjadi pemain ludruk dan sebagian kecil (3,84%) menyukai jadi pemain ludruk untuk pelestarian kesenian tersebut agar tidak punah sedang lainnya tidak menjawab karena memang tidak suka. Sebagaimana di kutip dari sumber informasi mengatakan :
“Senang dengan ludruk karena hiburan yang lucu, tetapi kalau jadi pemain tidak menyukai hal ini karena di anggap bukan hal yang menjanjikan seperti seni lainnya, misalnya musik disamping itu lakonnya tetap saja”.
Hal ini di perkuat oleh Kasiyanto di ungkapkan terutama anak-anak muda menganggap bahwa pertunjukan ludruk kurang digarap secara professional baik dari segi teknik bermain, tata panggung, tata busana maupun penggalian cerita. (Jurnal, Penelitian dan Komunikasi Pembangunan, 1998 : 12)
Demikian dalam Jurnal dari kesenian ludruk bisa hidup lagi apabila didukung oleh seniman muda terpelajar cuma persoalannya sekarang masih sulit mencari anak-anak muda terpelajar yang senang ludruk.
Tentang motivasi kelompok remaja dalam memorinya setelah menyaksikan pertunjukkan ludruk umumnya mereka masih mengingat apa yang telah ditampilkan oleh pemain, ceritanya, pemainnya lakonnya maupun kidungannya ludruk (7,69%), yang kadang-kadang masih mengingat lakonnya (1,54%), lainnya tidak mengingat-ingat apa yang telah di saksikan baik ceritanya, pemainnya, lakonnya maupun kidungannya.
Keadaan inilah faktor penyebab ludruk belum bisa eksis sebagai contoh pada ludruk tobong yakni ludruk ngamen/tanggapan menempati satu tempat di gedung pertunjukan. Misal (kelompok Ludruk Irama Budaya). Keadaan ini di perkuat hasil wawancara dengan Ketua Group Ludruk Irama Budaya bahwa untuk pementasan yang di lakukan setiap hari di tempat pertunjukakn di Pulo Wonokromo kebanyakan kaum remaja/muda menonton cukup banyak tetapi hanya sebagai hiburan saja. Ludruk tobong ini jika ingin tetap eksis, tidak ingin semakin terpuruk dan di tinggalkan penggemarnya harus berani mengontrak pemain bagus dan seenaknya sendiri menentukan pemain.
Kelompok Dewasa
1. Sensasi
Saat menonton pertunjukan ludruk para informan dari kelompok dewasa menyatakan bahwa mereka pada umumnya hampir 9,23% sangat mengetahui dan pernah melihatnya karena bagus dan cocok untuk budaya Surabaya di samping ada faktor humornya/dagelannya yang lucu-lucu. Tentang pengetahuan masyarakat kebanyakan mereka mendapat informasi tentang ludruk ini dari media televisi/radio (4,61%), tempat sekitar (3,85%), masyarakat setempat (0,77%) dan yang tidak menjawab (0,77%). sebagaimana di kutip dari sumber informasi bahwa :
“Sebenarnya saya tahu tentang kesenian ludruk karena pemainnya bagus, cocok dengan kondisi Surabaya yang masyarakatnya terbuka dan ceritanya lucu penuh dagelan dan saya tahu dari melihat di televisi maupun dengarkan di radio-radio contohnya group Kartolo CS, group Karya Budaya para pemainnya sangat menarik”.
Salah satu faktor penting yang mendorong masyarakat untuk menonton kesenian tradisional ludruk adalah inisiatif ingin mencari hiburan disamping adanya rasa keterikatan budaya
2. Atensi
Rasa perhatian yang di berikan oleh kelompok orang dewasa saat sesudah menonton pertunjukan ludruk yang paling menarik adalah lakon dan cerita pemainnya, musiknya (4,61%), untuk yang menyukai lawakan dan banyolan saja menjawab (4,6%) lain-lain (0,76%) dan yang tidak menjawab karena tidak terlalu perhatian.
Tentang apakah ludruk dapat diangkat sebagai suatu pekerjaan tetap? Menurut kelompok orang dewasa mengatakan bahwa 19,23% ludruk dapat diangkat sebagai pekerjaan tetap guna menopang kehidupan keluarga, sedang 16,15% menjawab tidak dapat menjadi pekerjaan tetap karena tidak menjanjikan keajegan sumber penghidupan keluarga, dan yang lainnya 3,08% menjawab tergantung pada faktor lingkungan dan keadaan, sisa yang lain (3,84%) tidak menjawab sama sekali. Diperkuat dari hasil wawancara dengan sumber informasi sebagai berikut :
“Ludruk bukan suatu pekerjaan tetap hanya sekedar pekerjaan yang bergerak pada bidang seni dimana bila pemainnya bermain sesuai perkembangan zaman maka dapat diharapkan dapat jadi sebuah profesi/pekerjaan tetap”.
Untuk harapan kelompok dewasa pada kesenian ludruk saat ini sesuai dengan sumber infroman mengatakan perlu adanya pelestarian dari kesenian ini baik lewat kaderisasi, dikembangkan sesuai selera masyarakat agar tetap eksis dengan pengembangan lebih variatif cerita-ceritanya agar tidak membosankan perlu adanya pembaharuan-pembaharuan pada kesenian ludruk ini agar dapat menjadi suatu pekerjaan tetap bagi masyarakat, untuk ikut serta masuk lebih dalam tidak semua organisasi dapat menjalani karena perlu bakat khusus.
3. Motivasi
Dorongan kelompok dewasa untuk menyaksikan ludruk dapat dikatakan bahwa jawabannya variatif 3,01% mengatakan untuk mencari hiburan, 0,76% hanya sekedar ingin tahu dan yang lainnya tidak menjawab. Para informan orang dewasa cenderung mengatakan tidak mempunyai keinginan untuk menjadi pemain ludruk karena bukan profesi yang menjanjikan. Dari apa yang sudah ditonton dari televisi para informan mengatakan bahwa yang selalu di ingat dari pertunjukan ludruk adalah pemainnya, cerita-cerita lucu/dagelannya, tetapi ada juga tidak terlalu mengingat cerita-ceritanya hanya sekedar menonton saja.
Dalam hal ini dapat digambarkan bahwa persepsi antara kelompok remaja dan kelompok dewasa dalam memandang ludruk sebagai profesi adalah sama yakni bukan merupakan suatu profesi yang diharapkan karena tidak menjanjikan untuk kelangsungan hidup dalam mencukupi kebutuhan keluarga, pada umumnya mereka menonton ludruk hanya sekedar untuk mencari hiburan baik yang di tonton lewat televisi kalaupun ada yang menyukai hanya sekedar untuk menyalurkan hobinya dan tidak terus menekuni profesi ini lebih-lebih setelah menkih. Setiap kali seseorang di hadapkan pada suatu rangsangan yang sudah biasa ia hadapi maka ia akan langsung mengumpulkan informasi (dari pengalamannya) dan membandingkan dengan rangsangan yang ia hadapi sekarang. Bagaimana ia memberi arti terhadap rangsangan tersebut tergantung kepada kepribadian dan aspirasi yang bersangkutan.
Upaya-upaya yang di lakukan untuk meningkatkan profesionalisme seniman ludruk
Diketahui bahwa ludruk termasuk jenis teater tradisional Jawa yang lahir dan berkembang di tengah-tengah dan bersumber pada spontanitas kehidupan rakyat. Disampaikan dengan penampilan dan bakat yang mudah dicerna masyarakat. Selain berfungsi sebagai hiburan, seni pertunjukan ini juga berfungsi sebagai pengungkapan suasana kehidupan masyarakat pendukungnya. Disamping itu juga sering di manfaatkan sebagai penyaluran kritik sosial. Menurut sensus kesenian yang di lakukan oleh Kanwil P & K Jawa Timur sampai tahun 1985 terdapat 58 perkumpulan ludruk dengan 1530 orang pemain. (http://www.Kidemang.com/kds15_03menu%20display%20sekar%20)
Pada era globalisasi ludruk yang seluruh pemainnya laki-laki itu semakin terpinggirkan dan kini berada diambang kematian. Menurut pakar dari UNESA Dr. Setya Yuwana Sudikman, MA yang di rintis Pak Santik sekitar tahun 1907 di desa Ceweng Kecamatan Goda Kabupaten Jombang di sayangkan kematiannya karena fungsinya bukan hanya sekedar hiburan. Juga sesuai dengan apa yang di kemukakan Prof.Soedarsono, betapa sulitnya, menyiasati untuk mengangkat seni pertunjukan tradisional untuk bisa berkibar kembali seperti 1950-an. Para pakar sepakat bahwa kehadiran seni-seni modern dari dalam negeri maupun luar negeri melalui film, televisi maupun VCD akhir-akhir ini telah menempatkan seni ludruk pada posisi yang semakin terpuruk apalagi kondisi ekonomi Indonesia yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda membaik juga ikut memperparah nasib ludruk.
Berbagai upaya harus di lakukan mulai sekarang ini baik dimulai dari para seniman ludruk, masyarakat, maupun pemerintah setempat dimana ketika muncul pimpinan kota Surabaya yang sempat memperihatinkan warganya itu sirna maka ada baiknya cerita itu di serahkan kepada para pemain ludruk saja. Dengan demikian para pemimpin itu bisa berkosentrasi memikirkan rakyatnya memberikan kesempatan kelompok ludruk untuk maju berkembang. Dari hasil wawancara dengan sumber informan baik kelompok remaja maupun kelompok dewasa mengatakan bahwa agar ludruk sebagai kesenian tradisional Surabaya terus di lestarikan keberadaannya agar tidak punah dan dikembangkan lebih inovatif dan kreatif, dikemas dengan lebih modern, variatif tanpa pengaruh budaya asing serta tidak luntur dengan keadaan saat ini sehingga tetap maju untuk di teruskan dan di wariskan kepada generasi muda. Yang diungkapkan oleh ketua group Ludruk Irama Budaya dan Pemerhati Ludruk .
Dengan demikian upaya yang bisa di lakukan antara lain :
1. Para seniman ludruk harus cerdas dan kreatif.
Bagaimanapun juga dapat dikatakan bahwa masyarakat ludruk sendiri yang harus memiliki kesadaran membangun sumber daya manusianya sehingga keberadaannya tidak terpinggirkan.
2. Sering diadakan gelar festival ludruk untuk semua kalangan masyarakat khususnya kelompok muda secara berkelanjutan dengan harapan bahwa seringnya tampil pada pertunjukkan-pertunjukkan dapat membuat ludruk semakin terkenal kembali.
3. Penyediaan gedung untuk pementasan ludruk karena selama ini group ludruk yang masing eksis tinggal pada lahan kontrakan yang sewaktu-waktu bisa di gusur.
4. Pemimpin ludruk harus berani mengontrak/membeli pemain ludruk yang bagus. Selama ini pemain ludruk mengambil tidak jauh dari orang-orang dekat dan menyukai seni tanpa mempertimbangkan profesionalisnya yang berakibat bahwa tingkat profesionalisme pemain ludruk (ludruk tobong) saat ini belum terbangun baik. Akibatnya penghargaan terhadap pemain ludruk jauh dari memuaskan, mana bisa hidup kalau honor Cuma Rp. 2000 – 3000 sekali main.
5. Pemerintah tetap menjaga kelestarian kesenian ludruk ini dengan terus melakukan pembinaan pada para seniman ludruk dan sering bekerja sama dengan media (televisi, radio) untuk tetap menyiarkan acara tersebut.
Hal ini di perkuat pendapat dari pemerhati ludruk (Bapak Bawong dan Bapak Sunyoto) dan seniman ludruk Irama Budaya (Bapak Zakia) mengatakan bahwa sebagai kesenian khas Surabaya agar tidak punah maka pemerintah perlu lebih memperhatikan para seniman ludruk dengan melalui pembinaan yang berkelanjutan yang terkesan saat ini pemerintah hanya memberikan penghargaan lewat secarik kertas yang bagi kelompok group ini hanya bersifat sementara yang diinginkan agar pemerintah lebih dalam lagi memperhatikan nasibnya dengan jalan memberikan fasilitas gedung untuk manggung, membantu di beri modal mereka usaha, dapat di beri kesempatan menjadi pegawai negeri/kontrak pemerintah, di wadahi kelompok tersubut.
Kita tahu bahwa ludruk telah banyak berperan dalam menyebarkan ajaran-ajaran luhur tentang kemanusiaan. Bahkan dalam sejarah perjuangan bangsa, ludruk juga telah menunjukkan perannya. Cak Durasim tokoh ludruk Surabaya juga menggunakaan seni ini untuk membangkitkan semangat nasional. Parikan (nyanyian) terkenal dari Cak Durasim yang sarat dengan pesan-pesan nasionalismenya. Bekupon omahe doro / melok nipon uripe sengsoro akan terus di kenang oleh generasi yang akan datang dan di teruskan oleh kelompok-kelompok ludruk baru yang muda-muda, dimana kelak ludruk akan mengalami zaman keemasan lagi dalam seni pertunjukan tradisional seperti pada awal tahun 1950-an.
Dengan pengalaman pahit yang pernah dirasakan akibat kesenian ini ludruk lama tidak muncul kembali kepermukaan sebagai sosok kesenian yang menyeluruh, yang mana untuk masa ini ludruk benar-benar menjadi alat hiburan sehingga generasi muda yang tidak mengalami sejarah akan mengenal ludruk sebagai group sandiwara lawak saja, padahal kalau dilihat dari sejarahnya ludruk berfungsi juga sebagai alat penerangan kepada rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan dalam masa persiapan kemerdekaan disamping juga merupakan teater rakyat yang membawa cerita-cerita Belanda kepahlawanan, misalnya : Sawunggaling, Sarip Tambakboyo, Trunojoyo, Branjang Kawat.
Kesimpulan dan Saran
1. Kelompok remaja dan kelompok dewasa terhadap profesi ludurk di kota Surabaya bahwa persepsi masyarakat kota khususnya mengetahui dan pernah menonton ludruk lebih banyak dari media televisi selain juga dari media elektronika lain dan mereka menyenangi ludruk karena mengingat permainannya, pemainnya, ceritanya, kidungannya bagus dan lucu serta hanya untuk mencari hiburan saja dan tentang persepsi masyarakat kota sendiri yang memandang bahwa profesi untuk menjadi pemain/seniman ludruk kebanyakan kurang menyukai sebagai pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga karena profesi ini kurang menjanjikan untuk tetap survive dalam kehidupan ini.
2. Untuk dapat tetap lestari kesenian ludruk ini berbagai upaya harus di lakukan secara bersama antara pemerintah dan para pemain group kelompok ludruk antara lain lebih kreatif ceritanya, sering tampil pada festival-festival, disediakan gedung pertunjukan tetap, kontak pemain baru, pembinaan oleh pemerintah kota agar kesenian ini tidak punah dan terus di wariskan demi generasi ke generasi.
Agar kesenian tradisional khas Jawa Timur ini tetap eksis dan dapat terus di lestarikan maka dapat disarankan sebagai berikut :
1. Para pemain/seniman ludruk lebih sering tampil di berbagai kesempatan, terus di pantau dan di lestarikan di berbagai lapisan masyarakat khususnya sering di tanggap pada acara-acara hajatan di masyarakat, honor para pemain dinaikkan sesuai dengan keadaan sat ini/sesuai dengan upah minimum rata-rata pada pekerja swasta, cerita-ceritanya dapat dikemas seperti di cerita-cerita sinetron-sinetron, perlu ditetapkan kode etik bagi seniman ludruk agar professional dalam menjunjung fungsi aturan-aturan bermain.
2. Pemkot Surabaya saling mendukung kelompok kesenian ini dengan lebih banyak memperhatikan nasib para kelompok group pemain ludruk yakni memberi jatah lebih banyak/prosinya sama banyak untuk tampil baik di media televisi, radio seperti acara-acara musik, sinetron. Disamping itu diberi kesempatan untuk di berikan modal untuk pengembangan kelompok ini lewat pemberdayaan group ludruk sebagai pekerjaan sampingan selain sebagai seniman ludruk, dan pemerintah lebih banyak juga memberikan bantuan beasiswa kepada para seniman ini yang berbakat untuk belajar mempelajari kesenian ini pada lembaga di negara lain sebagai pengembangan kreativitas dan kelestarian serta inovasi terbaru kesenian ini, dan tidak lupa juga peran media sangat diperlukan dan dibutuhkan dalam menyebarluaskan perkembangan kesenian ludruk mengingat ludruk pernah menjadi media dalam sejarah perjuangan dan penerangan oleh pemerintah dalam menyampaikan informasi-informasi pembangunan dan komunikasi pada masyarakat.
Daftar Pustaka
Asyiani Imam Safari, 1993, Sosiologi Masyarakat Kota & Desa, Usaha Nasional.
Bungin Burhan, 2005, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Gitosudarmo Indrio, I Nyoman Sudita, Perilaku Organisasi, BPPE, cetakan kedua, Yogyakarta.
Indrawijaya, Adam I, 1989, Perilaku Organisasi, SInar Baru, cetakan IV, Bandung.
Kasimin Kasiyanto, 1999, Ludruk Sebagai Teater Sosial, Airlangga University Press, Surabaya.
Mulyana Dedy, 2002, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosda Karya.
Muhammad Abdul Kadir, 2001, Etika Profesi Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung.
M.Cholil Mansyur, Sosiologi Masyarakat Kota & Desa, Usaha Nasional.
Miles, BM., Mitchel, H, 2005, Qualitative Data Analysis dalam Pergulatan PKL di Perkotaan, Muhammadiyah University Press.
Ruslan Rosady, 2004, Etika Kehumasan Konsepsi &Aplikasi, Raja Grapindo Persada, Jakarta.
Soehoet Hatta A.M., 2002, Etika dan Kode Etik Komunikasi, Yayasan Kampus Tercinta ISIP, Jakarta.
Salam Burhanudin, Etika Sosial Asas Moral Dalam Kehiudpan Manusia, Rineka Cipta, Jakarta.
Suprianto John dkk, 2003, Perilaku Organisasional, bagian Penertiban Sekolah Tinnggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Tedjo Saputro Liliana, 2003, Etika Profesi & Profesi Hukum, Aneka Ilmu, cetakan II.
Thoha Miftah, 1996, Perilaku Organisasi Konsep dan Aplikasinya, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
_____________, Jurnal Penelitian dan Komunikasi Pembangunan, No. 41 tahun 1997/1998, Badan Litbang Penerangan Departemen Penerangan R.I.
Surat Kabar :
Republika, 28 September 2007, Ludruk perlu Di Dukung Seniman Muda.
Kompas Jatim, Rabu 14 Mei 2003, Surabaya “Nanggap” Ludruk di hari jadinya.
Surya, Sabtu 19 Mei 2007, Ludruk dalam Analisis Sosial dan Politik
Surya, Sabtu, 19 Mei 2007, Seniman Ludruk harus kreatif agar bertahan.
Surya, Minggu, 16 Mei 2007, Ludrukpun menyentuh Lumpur Lapindo.
Internet :
www.petra.ac.id/asjava/culture, Kesenian
http://unit.itb.ac.id/_loedroek/?Pase_id=5, Sejarah Kesenian Loedroek.
http://id.wikipedia.org/wiki/ludruk;Ludruk
http://www.d-infokom-Jatim.go.id/news.php?id=608, Ludruk tobong harus berani kontrak pemain.
http://www.ki-demang.com/kds15-03Menu%20Display%s20sekar%20.
Thonthowi, Supaya Ludruk Gak Matek, http://www.ikas-mariagitma.net/V3/content/view/76/18




3.ARTIKEL TENTANG MAHZAB FRANKFRUT
Mazhab Frankfurt ini adalah tahun 1930, ketika Max Horkheimer diangkat sebagai direktur lembaga riset sosial tersebut. Beberapa filsuf terkenal yang dianggap sebagai anggota Mazhab Frankfurt ini antara lain Theodor Adorno, Walter Benjamin, dan Jürgen Habermas. Perlu diingat bahwa para pemikir ini tidak pernah mendefinisikan diri mereka sendiri di dalam sebuah kelompok atau 'mazhab', dan bahwa penamaan ini diberikan secara retrospektif. Walaupun kebanyakan dari mereka memiliki sebuah ketertarikan intelektual dengan pemikiran neo-Marxisme dan kritik terhadap budaya (yang di kemudian hari memengaruhi munculnya bidang ilmu Studi Budaya), masing-masing pemikir mengaplikasikan kedua hal ini dengan cara-cara dan terhadap subyek kajian yang berbeda.
Ketertarikan Mazhab Frankfurt terhadap pemikiran Karl Marx disebabkan antara lain oleh ketidakpuasan mereka terhadap penggunaan teori-teori Marxisme oleh kebanyakan orang lain, yang mereka anggap merupakan pandangan sempit terhadap pandangan asli Karl Marx. Menurut mereka, pandangan sempit ini tidak mampu memberikan 'jawaban' terhadap situasi mereka pada saat itu di Jerman. Setelah Perang Dunia Pertama dan meningkatnya kekuatan politik Nazi, Jerman yang ada pada saat itu sangatlah berbeda dengan Jerman yang dialami Karl Marx. Sehingga jelaslah bagi para pemikir Mazhab Frankfurt bahwa Marxisme harus dimodifikasi untuk bisa menjawab tantangan zaman.
Patut dicatat bahwa beberapa pemikir utama Mahzab Frankfurt beragama Yahudi, dan terutama di perioda awal secara langsung menjadi korban Fasisme Nazi. Yang paling tragis ialah kematian Walter Benjamin, yang dicurigai melakukan bunuh diri setelah isi perpustakaannya disita oleh tentara Nazi. Beberapa yang lainnya, seperti Theodor Adorno dan Max Horkheimer terpaksa melarikan diri ke negara lain, terutama Amerika Serikat.
Contoh karya-karya terkenal yang dihasilkan para pemikir Mazhab Frankfurt antara lain Dialectic of Enlightenment, Minima Moralia, Illuminations.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah Mazhab Frankfurt
• 2 Fase Pertama
• 3 Para pemikir dan pakar utama Mazhab Frankfurt
• 4 Rujukan
• 5 Lihat pula
• 6 Pranala luar

[sunting] Sejarah Mazhab Frankfurt
Mazhab Frankfurt mengumpulkan para pembangkang Marxis, para kritikus keras kapitalisme yang percaya bahwa beberapa orang yang dianggap sebagai pengikut Marx telah membeo, menirukan beberapa cuplikan sempit dari gagasan-gagasan Marx, biasanya dalam membela partai-partai komunis atau Sosial-Demokrat ortodoks. Mereka khususnya dipengaruhi oleh kegagaln revolusi kaum pekerja di Eropa Barat setelah Perang Dunia I dan oleh bangkitnya Nazisme di negara yang secara ekonomi, teknologi, dan budaya maju (Jerman). Karena itu mereka merasa harus memilih bagian-bagian mana dari pemikiran-pemikiran Marx yang dapat menolong untuk memperjelas kondisi-kondisi yang Marx sendiri tidak pernah lihat. Mereka meminjam dari mazhab-mazhab pemikiran lain yang mengisi apa yang dianggap kurang dari Marx. Max Weber memberikan pengaruh yang besar, seperti halnya juga Sigmund Freud (seperti dalam kasus sintesis Freudo-Marxis oleh Herbert Marcuse dalam karyanya tahun 1954, Eros and Civilization). Penekanan mereka terhadap komponen "Kritis" dari teori sangat banyak meminjam dari upaya mereka untuk mengatasi batas-batas dari positivisme, materialisme yang kasar, dan fenomenologi dengan kembali kepada filsafat kritis Kant dan penerus-penerusnya dalam idealisme Jerman, khususnya filsafat Hegel, dengan penekanannya pada negasi dan kontradiksi sebagai bagian yang inheren dari realitas. Sebuah pengaruh penting juga dating dari penerbitan Manuskrip Ekonomi-Filsafat dan Ideologi Jerman karya Marx tahun 1930-an yang memperlihatkan kesinambungan dengan Hegelianisme yang mendasari pemikiran-pemikiran Marx: Marcuse adalah salah satu orang yang pertama mengartikulasikan signifikansi teoretis dari teks-teks ini.
[sunting] Fase Pertama
Pengaruh intelektual dan fokus teoretis dari generasi perttama dari para theoretikus Kritis Mazhab Frankfurt muncul dalam diagram berikut:

Institut ini membuat sumbangan-sumbangan penting dalam dua bidang yang terkait dengan kemungkinan-kemungkinan subyek manusia yang rasional, yaitu individu-individu yang dapat bertindak secara rasional untuk bertanggung jawab atas masyarakat dan sejarah mereka sendiri. Yang pertama terdiri atas fenomena sosial yang sebelumnya dianggap dalam Marxisme sebagai bagian dari "superstruktur" atau sebagai ideologi: struktur-struktur kepribadian, keluarga dan otoritas (penerbitan bukunya yang pertama diberi judul Studi tentang Otoritas dan Keluarga), dan ranah estetika dan budaya massa. Studi-studi ini juga melihat kepedulian bersama di sini dalam kemampuan kapitalisme untuk menghancurkan prakondisi-prakondisi Kritis, kesadaran revolusioner. Ini berarti tiba pada kesadaran canggih tentang dimensi kedalaman di mana penindasan sosial mempertahankan dirinya sendiri. Ini juga merupakan awal dari pengakuan teori Kritis terhadap ideologi sebagai bagian dari dasar-dasar struktur sosial. Institut ini dan berbagai pihak yang ikut bekerja sama dengannya mempunyai dampak yang hebat terhadap ilmu sosial (khususnya Amerika) melalui karya mereka The Authoritarian Personality (“Kepribadian yang Otoriter), which melakukan penelitian empirik yang luas, dengan menggunakan kategori-kategori sosiologis dan psikoanalisis, untuk menggambarkan kekuatan-kekuatan yang mendorong individu untuk berafiliasi dengan atau mendukung gerakan-gerakan atau partai-partai fasis.
[sunting] Para pemikir dan pakar utama Mazhab Frankfurt
• Theodor W. Adorno
• Max Horkheimer
• Walter Benjamin
• Herbert Marcuse
• Alfred Sohn-Rethel
• Leo Löwenthal
• Franz Neumann
• Franz Oppenheimer
• Friedrich Pollock
• Erich Fromm
• Alfred Schmidt
• Jürgen Habermas
• Oskar Negt
• Karl A. Wittfogel
• Susan Buck-Morss
• Axel Honneth

Kritikus terkemuka terhadap Mazhab Frankfurt
• Henryk Grossman
• Georg Lukács
• Umberto Eco
[sunting] Rujukan
• Martin Jay. The Dialectical Imagination: A History of the Frankfurt School and the Institute for Social Research 1923-1950. Berkeley, University of California Press, 1996. ISBN 0-520-20423-9.
• Rolf Wiggershaus. The Frankfurt School: Its History, Theories and Political Significance. Cambridge, Mass.: The MIT Press, 1995. ISBN 0-262-73113-4.
• Jeremy J. Shapiro, "The Critical Theory of Frankfurt", Times Literary Supplement, Oct. 4, 1974, No. 3,787. (Bahan-bahan untuk penerbitan ini telah digunakan atau diadaptasi untuk artikel ini, dengan izin.)

Selasa, 14 Desember 2010

MATERI

Tidak semua perubahan mampu diterima oleh masyarakat. Menurut Paul B Horton sikap yang demikian dinamakan proses penerimaan selektif dalam masyarakat. Berikut ini 3 wujud sikap kritis dalam menerima sebuah perubahan

1. Golongan Konservatif

Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservāre, melestarikan; "menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian pihak konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, the status quo ante.

Para penganut paham konservatisme akan sangat skeptis dalam menerima sebuah perubahan. Hal ini di karenakan mereka yang mengagungkan masa lampau dan nenek moyang. Selain itu mereka terikat oleh tradisi serta upacara keagamaan. Dengan demikian suatu perubahan akan berjalan statis, dan mereka yang berada di dalam kebuyaan tersebut akan beranggapan bahwa kebudayaan itu seharusnya tetap demikian seterusnya.. Bahkan sikap yang demikian akan menibulkan sikap etnosentrisme (menganggap bahwa adat isiadat mereka tetap dan abadi).

Sebenarnya dalam masyarakat yang demikian, meskipun sudah dipertimbangkan masak-masak tetpa memiliki kemungkinan kecil untuk diterapkan. Perubahan apapun yang terjadi dalammasyarakat itu akan selalu berlangsung lambat, sehingga sulit untuk diamati dengan jelas.

Sebagai contoh Kelompok Amish di Amerika Serikat. Mereka hamptir menolak seluruh bentuk perubahan, kecuali perubahan tersebut berkaitan dengan teknik pertanian. Kelompok Amish menganggap jika para pemuda-pemudi mereka memiliki kemudahan untuk menonton film, televise, mengendarai kendaraan bermotor, dan membeli makanan siap santap, maka nilai- nilai tradisional mereka akan punah.




2. Golongan Progresif

Progresifisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. Tidak pernah sampai pada yang paling ekstrim, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara nilai dengan indifidu yang telah disimpan dalam kebudayaan.

Golongan Progresif sangat proaktif dalam menerima perubahan. Mereka senantiasa melakukan ekperimen-eksperimen baru untuk terciptanya sebuah penemuan. Terkadang mereka bersikap kritis menghadapi sebuah perubahan itu. Bahkan Golongan ini dapat menjadi agent of change dalam masyarakat.

Mereka mampu menyuarakan sebuah perubahan dalam masyarakat. Terdapat sebuah semboyan yang dianut oleh kaum progesifisme : “Kita tidaklah sedang menciptakan sebuah Transformasi sosial, rakyatlah yang melakukan Transformasi social, yang kita lakukan adalah mendorong kesadaran rakyat menuju Transformasi sosial dan mempersiapkan momentum itu.”

Penganut paham ini biasanya Mereka yang memiliki alam pemikiran bersifat luas, dapat diperoleh melalui pendidikan. Semakin terdidik orang itu, maka semakin terbuka dan luasnya pemikirannya. Kondisi lain yang harus pula diperhatikan adalah bahwa alam pikiran modern lebih berorientasi pada keadaan sekarang serta keadaan-keadaan mendatang daripada terhadap keadaan-keadaan yang telah lalu.

3. Golongan Moderat

Golongan ini merupakan golongan yamg konsisten. Artinya Mereka tetap menjalankan tradisi yang dipegang, namun tetap disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang secara riil dihadapi. Kaum Moderat tidak seenaknya menerima sebuah perubahan. Mereka melakukan filterisasi terhadap perubahan yang terjadi.

Sebagai contoh, Sebagai ilustrasi, Wali Songo dapat berdakwah melalui jalur budaya asli tanah jawa yang secara kasat mata tidak ada korelasinya dengan pelaksanaan syari'at. Namun pada kesempatan yang lain wali songo tak segan-segan nenghukum mati Syekh Siti Jenar, yang secara ilmu dzahir atau kasat mata dinilai telah melakukan tindak pidana perbuatan kemurtadan di depan khalayak dengan pengakuannya, semisal aku adalah Allah. Para Wali Songo ini hanyalah melaksanakan kaidah syari'at serta mengkiaskan hadits. Keputusan Wali Songo dalam menghukum mati Syekh Siti Jenar adalah upaya melaksanakan syari'at Islam secara utuh tatkala mereka mendapatkan kesempatan yang memungkinkan terhadap pelaku kemurtadan, tentunya sesuai dengan dzahir kaidah syari'at.
Kelompok konsisten di masa kini sudah seharusnya meneladani sikap dan prilaku serta ajaran Wali Songo ini, yaitu saat menghadapi situasi yang belum memungkinkan melaksanakan syari'at, semisal terhadap tindak pidana, maka selayaknya dapat menyesuaikan diri dengan keadaan di sekitarnya. Namun jika ada kesempatan dan ada kemampuan untuk melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar dengan arti yang sesungguhnya dan dirasakan dapat membawa kemaslahatan umat, maka sudah sepatutnya kelompok konsisten ini menjalankan kewajiban tersebut, tanpa harus merasa khawatir atau takut dijuluki masyarakat sebagai kelompok garis keras, atau kelompok ekstrim dan lain-lain.

PERUBAHAN SOSIAL

PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial



Dampak perubahan masyarakat dari perubahan social.

A. perilaku yang tumbuh dari adanya perubahan sosial
Dampak perilaku disini lebih menekankan pada apa yang disebut sebagai perilaku yang di lakukan oleh masyarakat dengan adanaya perubahan social.
Dampak positif dari perubahan social yang terjadi di masyarakat:
1. modernisasi.
merupakan suatu proses perubahan social dimana masyarakat yang sedang memperbarui dirinya berusaha mendapatkan cirri-ciri atau karakteristik yang dimiliki masyarakat modern (perubahan dalam bidang teknologi).
Dampak dari modernisasi adalah
2. Globalisasi
Suatu nilai yang mendasarkan pada hubungan antar bangsa atau antar manusia dimana terdapat suatu sstem ekonomi dan budaya global yang menuntut masyarakat untuk menjadi manusia tunggal yang global.
3. Demokratisasi
Paham atau sikap masyarakat yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat antara manusia yang satu dengan manusia yang lain.
Dampak negative dari perubahan social yang terjadi di masyarakat :
a. westernisasi adalah proses pengambil alihan unsure budaya barat sebagai mana adanya tanpa seleksi atau proses peniruan perilaku seperti yang dilakukan orang-orang barat.
b. Sekulerisasi adalah suatu pandangan tentang pemisahan antara nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai kepentingan duniawi dengan penekanan pada kepentingan duniawi.
c. Konsumerisme adalah suatu paham atau gaya hidup yang menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan dan cenderung pada gaya hidup yang tidak hemat.
d. Hedonisme adalah pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup

B. Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan social :
1. Adjustment
Keadaan dimana suatu maysarakat mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat contoh : orang-orang yang melakukan urbanisasi
2. Maladjustment
Keadaan dimana suatu masyarakat tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Contoh : orang-orang badui
3. Disintegrasi
Merupakan suatu sikap yang menggambarkan adanya ketidaksesuaian dan ketidakselarasan di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan social.
Disintegrasi terjadi manakala dalam suatu system atau organisasi terjadi ketidak cocokan antar bagian-bagian atau elemen-elemen tertentu sehingga menimbulkan tercerai berainya suatu system yang ada.
Contoh : perseteruan antara KPK dan Kapolda
4. Reintegrasi
Merupakan suatu proses pembentukan norma dan nilai-nilai baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga kemasyarakaan yang mengalami perubahan. (ada proses adaptasi dari bagian-bagian organisasi atau masyarakat terhadap konsep organisasi baru)
Contoh : adanya revormasi menjadikan masyarakat untuk bisa hidup mandiri dan berperan aktiv dalam pengawasan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
C. Timbulnya Gejala social
1. Anomie
Suatu keadaan dimana seseorang sudah tidak mempunyai pegangan apapun dalam menjalani kehidupan. Nilai-nilai yang sudah ada mulai luntur bahkan hilang sama sekali.
2. Culture Shock (Kegoncangan budaya)
Keadaan dimana seseorang atau masyarakat tidak siap menerima kebudayaan baru yang sifatnya asing dan yang tiba-tiba datang.
3. Culture Lag (kegoncangan budaya)
Kondisi dimana salah satu komponen budaya tidak bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan komponen budaya lainnya yang sudah mengalami perubahan terlebih dahulu. Conto: transmigrasi bedol desa ketika pembuatan waduk gajah mungkur

PERUBAHAN SOSIAL

PERUBAHAN SOSIAL

1. PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL
Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan pada dasarnya perubahan tersebut merupakan proses modifikasi struktur soaial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan yang terjadi didalam masyarakat disebut perubahan social, yaitu gejala umum yang terjadi sepanjang masa pada setiap masyarakat.

Perubahan social yang terjadi dalam masyarakat

Perubahan social tidak terlepas dari perubahan kebudayaan. Kingsley Davis mengatakan bahwa “ perubahan social merupakan bagian dari perubahan kebudayaanm”
Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi social.
Perubahan social dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama, yaitu berhubungan dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau perbaikan dalam cara masyarakat memenuhi kebutuhannya.
Mengapa perubahan social melekat pada diri suatu masyarakat dengan kebudayaannya?
a. menghadapi masalah-masalah baru.
b. Ketergantungan pada hubungan antarwarga pewaris
c. Lingkungan yang berubah

TUGAS RESUME ILMU POLITIK

I. Kestabilan Politik dan Peta Politik

Kestabilan Politik
Terdapat tidak kurang dari 25 buah kabinet yang memerintah di Indonesia selama Indonesia merdeka. Dari jumlah tersebut hanya 7 kabinet yang berhasil memerintah selama 12 sampai 23 bulan. Lalu terdapat 12 kabinet yang berumur antara 6 sampai 11 bulan. Dan 6 buah kabinet yang hanya bisa bertahan diantara 1 sampai 4 bulan. Demikian salah satu gambaran ketidakstabilan politik Indonesia, yakni dilihat dari kesempatan yang tersedia bagi setiap pemerintah (kabinet) untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapinya.
Dalam pada itu terdapat 45 buah protes melalui demonstrasi, 83 huru-hara (riot) dan 615.000 kematian yang disebabkan kekerasan politik diantara tahun 1948 dan 1967, memperlihatkan betapa rapuhnya kestabilan politik di Indonesia.
Kalau ketidakstabilan yang terdahulu lebih bersumber pada kelemahan elite politik untuk bekerjasama satu sama lain, maka yang terakhir ini lebih disebabkan oleh belum melembaganya struktur dan prosedur politik yang mampu memberi tempat kepada masyarakat luas untuk mengambil bagian di dalam proses politik. Orang akan cepat setuju denag pendapat yang mengatakan bahwa ketidakstabilan politik yang dialami oleh Indonesia memperkecil keleluasaan bagi negara ini untuk mengadakan perbaikan-perbaikan ekonomi, sosial, dan politik. Oleh karena itu adalah logis program politik Orde Baru pada awal kekuasaannya untuk menegakkan kestabilan politik untuk memberi landasan kepada pembangunan. Akan tetapi perlu pula dipersoalkan apa sifat-sifat stabilitas politik yang mungkin ditegakkan di Indonesia dan kestabilan politik yang bagaimana yang memungkinkan terlaksananya pembangunan dalam arti yang seluas-luasnya.
Secara teoritis, stabilitas politik banyak ditentukan oleh 3 variabel yang berkaitan satu sama lain, yakni perkembangan ekonomi yang memadai, perkembangan perlembagaan baik struktur maupun proses politik, dan partisipasi politik.




Kalau kita perhatikan perkembangan politik Indonesia semenjak merdeka, perhatian masyarakat terhadap politik lebih banyak terangsang pada perhatian kepada perkembangan ekonomi. Revolusi `45 dan rezim Demokrasi Terpimpin amat banyak memberikan pengaruh terhadap perubahan masyarakat secara revolusioner, anti imperialis, dan sebagainya yang semuanya lebih mengarahkan perhatian masyarakat kepada masalah politik daripada ekonomi. Keadaan ini berlangsung sampai di sekitar tahun 1965.
Perkembangan partai yang pesat di dalam tahun lima puluhan, pembentukan lembaga-lembaga politik seperti Front Nasional, Paran, KOTI dan lain-lain di dalam tahun `60, lebih memberi tempat kepada partisipasi dan pengerahan masyarakat secara politik. Sebaliknya keadaan ekonomi secara keseluruhan semakin merosot.
Dengan demikian terlihat kecenderungan tidak terdapatnya perimbangan antara partisipasi politik dan perkembangan ekonomi di Indonesia sampai tahun 1965. Di dalam hal ini malah partisipasi politik lebih dahulu bergerak daripada perkembangan ekonomi. Oleh karena itu seringkali timbul isu politik yang dilatarbelakangi oleh masalah-masalah ekonomi yang menyebabkan goncangan situasi politik.
Dalam pada itu “kestabilan politik didalam suasana partisipasi politik yang tinggi dapat dipelihara sekiranya partisipasi tersebut diimbangi oleh perkembangan pelembagaan politik”. Hal ini mengandung pengertian bahwa masyarakat yang ingin mengambil bagian didalam proses politik diberi kesempatan melalui lembaga-lembaga politik yang diperkembangkan sesuai dengan pertumbuhan kekuatan-kekuatan politik yang terjadi di dalam masyarakat. Tentu saja partisipasi tersebut bisa berjalan dan tidak menimbulkan kegoncangan-kegoncangan apabila semua pihak yang memainkan peranan politik sama-sama terikat kepada aturan permainan yang juga sudah melembaga. Sebaliknya apabila saluran bagi partisipasi tidak tersedia berupa partai politik, berbagai organisasi, kesempatan untuk




memainkan berbagai peranan politik; dan apabila tidak terdapat persesuaian paham mengenai aturan permainan diantara pemegang peran politik; maka partisipasi di dalam suasana ini akan tersalur melalui cara-cara yang sering menggoncangkan kestabilan politik, seperti huru-hara, dan tindakan-tindakan kekerasan lainnya.
Tanpa menghubungkan dengan masalah pembangunan, kestabilan politik pula dipelihara dengan mempertahankan tingkat pelembagaan politik yang rendah; asal saja diimbangi oleh partisipasi politik yang rendah pula.
Dalam jangka pendek kestabilan politik lebih banyak ditentukan oleh kewibawaan pemerintah. Bagaimana masyarakat dalam pengertian baik massa maupun group elite yang terlingkup kepada pendukung pemerintah dan yang beroposisi, memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk melaksanakan programnya, amat berpengaruh terhadap kestabilan politik. Silih bergantinya kabinet di dalam waktu yang relatif singkat pada masa sistem politik Demokrasi Konstitusional banyak sekali dipengaruhi oleh cepat mengecilnya kepercayaan yang semula diberikan oleh kekuatan-kekuatan politik di luar Parlemen seperti Presiden dan Angkatan Bersenjata di lain pihak.
Lalu kestabilan politik dalam waktu tidak begitu lama dipengaruhi pula oleh seni dan keahlian berpolitik lainnya, seperti kemampuan untuk berkompromi diantara pihak yang beroposisi. Kelemahan ini bisa saja dikembalikan kepada masalah sejarah dengan mengatakan bahwa tidak cukup pengalaman dalam mempergunakan lembaga tersebut. Akan tetapi kenyataannya menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia bukan tidak mempunyai kebiasaan untuk memperoleh jalan tengah di dalam penyelesaian konflik, yang pada hakikatnya mengandung unsur yang sama, yaitu kesepakatan dengan keuntungan yang berimbang diantara pihak-pihak yang terlibat di dalam suatu konflik.





Dengan demikian dari pembahasan di atas, kita dapat sampai kepada semacam penyederhanaan bahwa di dalam jangka pendek, ketidakstabilan politik Indonesia lebih banyak bergantung kepada faktor seni dan keahlian berpolitik, dan memerintah. Kewibawaan pemerintah, kemampuan berkompromi diantara pemegang peran politik, dan kemampuan memimpin birokrasi pemerintah tampaknya lebih berperan bagi stabilitas di dalam jarak 1 atau 2 masa pemilihan umum.
Berbicara mengenai stabilitas politik untuk melandasi pembangunan, tidaklah berarti bahwa politik dan masyarakat tidak mengalami perubahan. Sebab hakikat dari pembangunan itu sendiri adalah perubahan. Oleh karena itu perlu dipersoalkan kestabilan politik macam apa yang diperlukan untuk maksud diatas. Kalau diperlukan suatu kestabilan yang dinamis, artinya kestabilan yang mampu memberi tempat yang wajar kepada perubahyan sosial dan politik, maka perlu pula dipahami apa kriterianya.
Stabilitas yang tidak mampu menampung perubahan sosial dan politik sering menjadi penyebab dari ketidakstabilan politik. Ambilah Pakistan sebagai contoh. Dibawah kepemimpinan Ayub Khan terdapat perkembangan ekonomi yang berarti. Baik industri maupun penghasilan rata-rata penduduk telah mengalami kemajuan. Akan tetapi perbaikan ekonomi itu sendiri lebih dirasakan oleh elite dan lapisan tengah masyarakat daripada lapisan bawah masyarakat yang merupakan bagian terbanyak. Dalam pada itu kaum buruh di daerah perindustrian yang biasanya terpusat di kota-kota, telah tumbuh menjadi suatu kekuatan politik baru. Begitu pula kelompok-kelompok lapisan menengah masyarakat dan kelompok cendekiawan yang telah tumbuh sesuai dengan perkembangan ekonomi, sudah menuntut peranan baru di dalam politik. Sementara semua perubahan ini berjalan, sistem politik masih seperti sediakala. Tidak bersedia memberikan peranan yang wajar kepada kekuatan-kekuatan politik yang baru diatas. Juga tidak dikembangkan lembaga-lembaga baru yang mungkin memberikan tempat berpartisipasi kepada kekuatan-kekuatan tersebut. Akibatnya timbullah ketidakpuasan secara umum yang kemudian meletus di dalam gerakan umum yang merombak sistem politik itu sendiri.



Peta Kekuatan Politik
Sebagai kekuatan politik yang berfungsi untuk merealisir Demokrasi Pancasila, ABRI perlu memenuhi persyaratan pokok, yakni penerimaan dan kepercayaan dari masyarakat. Secara formal persyaratan tersebut tersedia di dalam UUD`45 dan Ketetapan MPR. Begitu pula sejarah politik Indonesia sejak merdeka memperlihatkan banyaknya keterlibatan ABRI di dalam masalah-masalah politik. Ambillah contoh misalnya pertentangan antara Perdana Menteri Sjahrir dengan Tan Malaka di dalam setengah tahun pertama tahun 1946, disekitar peristiwa Madiun tahun 1948, sekitar peristiwa bulan Oktober 1952, persoalan pembentukan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia dalam tahun 1957.
Masalah utama yang berkenaan dengan penerimaan (legitimasi) masyarakat ialah bagaimana prosedur pengakuan itu berlangsung di dalam proses kehidupan publik. Sebab adalah ganjil jika ABRI sebagai bagian dari eksekutif bersaing dengan partai-partai politik yang swasta; di dalam suatu pemilihan umum sebagai sarana legitimasi kekuasaan politik. Dengan lain perkataan, ABRI kurang mempunyai keleluasaan bertindak untuk memperoleh dukungan dari masyarakat secara nyata. Di samping itu, adalah kurang lazim di dalam kehidupan politik apabila ABRI mengorganisasikan masyarakat yang akan memberikan dukungan secara langsung.
Sungguhpun tidak dapat disejajarkan dengan kekuatan-kekuatan politik yang sudah disinggung diatas, adalah sukar untuk membantah kenyataan bahwa ada semacam kekuatan politik yang kehadirannya di dalam kehidupan politik Indonesia tidak kontinyu. Artinya mahasiswa dan pemuda sebagai kekuatan politik moril memperlihatkan diri di dalam bentuk protes dan demokrasi, sebagai akibat dari masih lemahnya pemenuhan fungsi legitimasi sistem politik oleh kekuatan politik formal.





II. Partai Politik : Partisipasi Politik dan Legitimasi Sistem Politik
Sistem Politik
Sementara revolusi membawa tuntutan yang besar kepada perubahan sistem dan kehidupan politik di Indonesia, masyarakat sendiri masih mempunyai kapasitas yang relatif rendah untuk bisa melayani segala perubahan tersebut. Masyarakat yang secara minimal memperoleh kesempatan untuk mengenal berbagai sistem politik di dunia ini dan mencoba mengurus diri sendiri dengan mempraktekkan salah satu atau kombinasi dari berbagai sistem politik yang dikenalnya, di dalam waktu yang singkat sekaligus dihadapkan kepada tanggung jawab untuk mengatasi segala keterbelakangannya. Demikianlah halnya dengan partai politik. Jauh sebelum proklamasi kemerdekaan, masalah yang menyangkut partai serta kehidupannya sudah menjadi salah satu pembicaraan utama di kalangan para politisi Indonesia. Para perintis kemerdekaan sudah memikirkan sistem kepartaian apa yang mungkin dikembangkan kelak di Indonesia. Akan tetapi mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mempraktekkan pemikiran-pemikiran mereka. Ada semacam wadah untuk mecoba kehidupan kepartaian seperti Volksrad, namun kesempatan yang tersedia tidaklah memadai bagi melandasi kehidupan kepartaian yang mantap di masa setelah kemerdekaan. Disamping itu, perkembangan ekonomi dan kemasyarakatan belum memberikan kesempatan yang luas kepada tokoh-tokoh politik pada masa itu meletakkan dasar-dasar kehidupan partai politik seperti yang diharapkan.
Namun demikian kemerdekaan menuntut kepada masyarakat untuk mengembangkan sistem kepartaian yang diharapkan mampu melayani tuntutan-tuntutan yang ada seperti pengembangan demokrasi, pembangunan politik dan sebagainya. Masalahnya sekarang ialah sampai berapa besar adanya kemungkinan untuk memenuhi tuntutan tersebut di dalam waktu yang relatif singkat. Kalau kemungkinan yang tersedia relatif kecil, apa yang menyebabkannya. Barangkali faktor-faktor sejarah dan struktur masyarakat akan membantu di dalam meningkatkan kesempatan kita untuk menjawab pertanyaan di atas.



Aliran : Struktur Vertikal Masyarakat
Sebelum para penyiar agama Islam datang, di Indonesia sudah berkembang berbagai kepercayaan baik berupa kepercayaan asli seperti animisme, maupun agama-agama Hindu dan Budha yang berasal dari Asia Selatan. Malah semacam percampuran (sinkretisme) dari berbagai kepercayaan dan agama-agama tersebut sudah berkembang. Hal ini mengandung pengertian bahwa bagian masyarakat tertentu mencampuradukkan unsur-unsur dari ajaran serta upacara-upacara dari kepercayaan dan agama-agama diatas.
Masuknya agama Islam, tidak mengubah hubungan agama dengan kekuasaan. Seperti raja-raja terdahulu, kerajaan-kerajaan Islam sesuai dengan ajaran agama Islam mempergunakan agama sebagai landasan kekuasaan raja. Akan tetapi perkembangan Islam menumbuhkan pengelompokan baru dikalangan masyarakat Indonesia. Perkembangan agama yang relatif cepat yang disertai pula oleh pemupukan kekuasaan di sekitar raja-raja Islam, kemudian menimbulkan pengelompokan baru di dalam masyarakat, yakni antara Islam dan non-Islam atau antara santri dan abangan.

Aliran dan Organisasi – Organisasi Pergerakan Kemerdekaan
Berbagai aliran dan golongan diatas, mempengaruhi kehidupan organisasi sosial dan politik. Perhatikanlah maksud dari pembentukan organisasi-organisasi sosial seperti Boedi Oetomo, Syarikat Dagang Islam, Nahdatul Ulama (sebelum menjadi partai politik) dan Muhammadiyah. Sungguhpun organisasi-organisasi ini merupakan lembaga-lembaga yang mempelopori pengorganisasian masyarakat Indonesia secara luas dan modern, namun pada masa pembentukannya, organisasi-organisasi tersebut lebih dimaksudkan untuk mengetengahkan tuntutan-tuntutan sosial dari golongan tertentu di dalam masyarakat. SDI, NU, dan Muhammadiyah misalnya, lebih bermaksud mewakili kepentingan mereka yang beragama Islam. Demikian pula dengan Boedi Oetomo yang dimaksudkan untuk meningkatkan kehidupan dan pendidikan orang Jawa.
Disamping itu lahir pula kelompok-kelompok yang didasarkan kepada suku kedaerahan, seperti Paguyuban Pasundan (1914), Sarekan Sumatera (1918), Sarekat Ambon (1920), Rukun Minahasa dan Kaum Betawi (1923). Sungguhpun pada permulaan berdirinya organisasi-organisasi ini lebih terangsang oleh masalah-masalah sosial namun peranannya didalam pergerakan kemerdekaan secara keseluruhan patut juga dicatat.
Kalau diperhatikan jalan pikiran yang melandasi organisasi-organisasi pergerakan kemerdekaan diatas, maka jelaslah bahwa ketidakadilan dan kemerdekaan yang merupakan unsur utama. Akan tetapi bagaimana tuntutan-tuntutan tersebut bisa diterapkan ke dalam pemikiran yang mengikat kelompok-kelompok orang, maka beragam alasan yang bisa diketengahkan. Ambillah organisasi seperti Syarikat Islam. Kelompok ini mencari dasar bagi tuntutan untuk merdeka, dari ajaran-ajaran agama Islam. Lain halnya dengan organisasi-organisasi politik seperti PNI, PARTINDO, PERINDRA yang melihat kemerdekaan sebagai hak setiap orang dan sekelompok orang yang terlingkup di dalam suatu bangsa, tanpa perlu menghubungkannya dengan ajaran agama tertentu. Dan PKI misalnya mencari dasar bagi perjuangan partai kepada ajaran-ajaran Karl Marx.
Pada dasarnya faktor ideologi inilah yang menjadi dasar pokok dari pertikaian diantara partai di Indonesia. Dan apabila gambaran diatas mampu mendekati kebenaran, maka hal itu sudah membantu di dalam pentingnya peranan ideologi didalam kahidupan kepartaian di Indonesia. Masalahnya adalah kemana arah dari peranan ideologi tersebut. Sampai berapa jauh terdapat hubungan antara ideologi partai dengan peranan partai di dalam pembangunan politik umunya dan pembangunan partai politik pada khususnya.
III. Angkatan Bersenjata : Pembangunan dan Pembaharuan Politik

ABRI dan Politik
Munculnya militer di panggung politik, sosial, dan ekonomi negara-negara berkembang, berpangkal pada lemahnya pihak sipil untuk mengendalikan kesemua unsur-unsur kehidupan masyarakat. Politisi sipil yang dengan cepat dihadapkan kepada segala masalah seperti penyusunan suatu sistem politik yang sama sekali lepas dari kekuasaan asing, mengorganisir masyarakat yang relatif tergesa-gesa berhadapan dengan tuntutan modernisasi, masih mencoba model-model yang mungkin dipergunkan untuk melayani tuntutan-tuntutan masyarakat sendiri. Begitu lepas dari kekuasaan penjajahan, negara-negara berkembang mengalami fase percobaan untuk merealisir demokrasi.
Sekirannya pandangan yang dikemukakan diatas mendekati kebenaran, maka memungkinkan tumbuh dan berkembangnya kemampuan militer untuk mengelola kehidupan politik di Indonesia. Peneliti politik cenderung melihat keunggulan militer terutama terletak pada bidang organisasi.




Herman Finer misalnya mengetengahkan bahwa “tentara lebih terorganisir daripada sipil, mulai sentralisasi komando, hirarki, disiplin, komunikasi intern yang lancar. Sukar dikatakan bahwa sipil tidak mempunyai sifat-sifat ini, akan tetapi bagaimanapun juga sipil tidak memupuk sifat-sifat tersebut secara sistematis dan utuh.
Lalu di samping organisasi yang super sifatnya, maka emosi yang tinggi terhadap simbol dan monopoli menggunakan senjata merupakan sifat-sifat yang memberi keunggulan kepada militer untuk bersaing dengan sipil. Melalui upacara-upacara kepahlawanan, peringatan untuk hari-hari yang bersejarah seperti hari lahirnya Angkatan Perang, dan lain-lain, militer lebih mengesankan hubungan dengan negara secara keseluruhan. Simbol-simbol seperti sangsaka, kepangkatan, kepahlawanan, kesatuan, juga merangsang berkembangnya keterikatan tersebut diatas. Dengan kata lain militer lebih mampu mengembangkan keterikatan melalui simbol kondensasi (condensation symbol).
Kesemua faktor yang dikemukakan di atas memupuk kemampuan militer (ABRI) untuk “membendung atau sedikitnya mengalihkan konflik-konflik tradisionil yang memecah belah” kesatuan Indonesia sebagai satu negara. Organisasi ABRI mampu menghubungkan komando di pusat dengan semua daerah secara timbal balik. Sentralisasi organisasi yang didampingi oleh hirarki, memelihara keterikatan daerah kepada komando. Begitu pula keterikatan yang dilambungkan di dalam simbol-simbol yang seragam makna dan fungsinya menyokong keutuhan militer.
Bergesernya ABRI ke bidang politik, sosial dan ekonomi di dalam waktu yang cukup lama. Proses itu meminta waktu 20 tahun. ABRI meyakinkan diri untuk berperan sebagai kelompok utama di dalam proses kehidupan politik Indonesia secara keseluruhan. Di samping persaingan dan pertarungan politik di antara partai yang mengikuti pola aliran, sejarah politik Indonesia penuh pula dengan pengalaman-pengalaman yang memperlihatkan belum dibinanya suatu koordinasi yang wajar di antara sipil dan militer. Dimana revolusi gejala ini amat mewarnai kehidupan politik Indonesia.
Pada waktu Sistem Politik Demokratis Terpimpin, keutuhan ABRI diperlukan kembali. Pertama, untuk menghindari pemisahan-pemisahan daerah-daerah dari Indonesia. Dan kedua, untuk mengimbangi PKI yang semakin berhasil menyatakan dirinya sebagai kekuatan politik utama. Dengan demikian, secara praktis peranan ABRI di luar bidang kemiliteran sukar untuk dielakkan.

ABRI dan Pembangunan
Perhatikanlah rencana pembangunan yang pernah disusun dalam tahun 1957 diganti dengan rencana pembangunan Semesta yang disusun pada tahun 1961 dengan dasar ideologi yang sosialistis, yakni berlandaskan kepada lima prinsip USDEK : UUD`45, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia.
Ada dua hal yang memungkinkan ABRI lebih terikat dan ulet untuk melaksanakan pembangunan di Indonesia. Pertama ialah sifat kepemimpinan ABRI yang lebih melingkupi keseluruhan batas nasional. Dan kedua, yang erat pula hubungannya dengan yang pertama ialah organisasi yang dibina oleh ABRI. Lebih utuhnya kepemimpinan militer, disokong pula oleh sistem hirarki yang dilaksanakan dengan disiplin. Sebagaimana diketahui setelah terjadinya peristiwa 17 Oktober 1952, kepemimpinan TNI/AD menjadi lemah sebab jabatan Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) dipegang oleh orang-orang yang kurang disepakati oleh mayoritas komando-komando daerah. AD secara besar-besaran berusaha mengurangi jumlah tentara, namun koordinasi diantara perwira dan bintara masih dapat dipelihara melalui Ikatan Perwira Republik Indonesia dan Ikatan Bintara Republik Indonesia. Satu lagi yang menentukan suksesnya kepemimpinan ABRI ialah sistem komunikasi yang terpelihara.
Sesungguhnya penugasan anggota ABRI di luar bidang ketentaraan ini sudah dimulai semenjak tahun 1957. Semenjak itu perwira-perwira ABRI mulai bertugas sebagai pimpinan-pimpinan perusahaan negara yang dibentuk dari perusahaan-perusahaan Belanda yang diambil alih didalam rangka kampanye untuk menyokong pandangan yang pro Indonesia di dalam sidang umum PBB. Lalu penempatan perwira ABRI di dalam pemerintahan dilegalisir oleh UU No. 74 tahun 1957 yang kemudian diganti oleh Keputusan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 23 Tahun 1959.

IV. Mahasiswa dan Angkatan Muda

Kekuatan Politik Anomie
Adalah Sumpah Pemuda di tahun 1928 untuk pertama kali dengan gambling mengemukakan bahwa angkatan muda sebagai komponen masyarakat mengambil bagian di dalam kehidupan politik Indonesia. Sumpah tersebut merupakan salah satu usaha untuk memperoleh kemerdekaan. Saat ini masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan bahasa Indonesia, bendera Merah Putih, lagu Indonesia Raya dan Indonesia sebagai kesatuan sosial dan politis.
Di masa penjajahan Jepang, pusat-pusat pendidikan agaman atau pesantren, dan lembaga-lembaga sosial yang juga bergerak di bidang pendidikan, seperti Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah merupakan semacamwadah bagi pergerakan angkatan muda di samping “gerakan-gerakan di bawah tanah seperti yang dipimpin oleh Sjahrir”.
Bagi partai politik, perkembangan jumlah mahasiswa dilihat sebagai kekuatan potensial karena itu menjelang Pemilihan Umum tahun 1955 partai-partai politik meningkatkan kegiatannya di kalangan mahasiswa dalam rangka memperoleh dukungan. Hal ini sering menimbulkan masalah baru bagi universitas, sebab sejak itu percaturan politik baik nasional maupun daerah mulai mempengaruhi kehidupan kampus. Tumbuh pengotakan mahasiswa yang didasarkan kepada ideologi, yang mempertajam ikatan-ikatan kesukuan, agama, daerah, dan sebagainya.
Akan tetapi bagi kehidupan politik generasi muda, keadaan di atas merupakan langkah-langah permulaan bagi penonjolan mahasiswa di dalam kegiatan politik angkatan muda. Demikian pula kesempatan untuk muncul sebagai pimpinan di dalam gerakan-gerakan sosial-politik angkata muda. Sampai tahun 1965, organisasi-organisasi mahasiswa yang berafiliasi kepada partai seperti GMNI (pada PNI), CGMI (pada PKI), PMII (pada NU), SEMMI (pada PSII), MMI (menyokong Masyumi), selalu aktif didalam kegiatan-kegiatan partai politik seperti perayaan ulang tahun, pawai, rapat umum yang disponsori partai, dan sebagainya.



Mendampingi faktor lingkungan seperti yang telah dibicarakan diatas, karakteristik dari mahasiswa sendiri merupakan faktor pendorong pula bagi meningkatnya peranan merek di dalam kehidupan politik angkatan muda. Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai horizon yang luas diantara keseluruhan untuk lebih mampu bergerak diantara pelapisan masyarakat. Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama menduduki bangku sekolah, sampai di universitas mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik yang terpanjang diantara angkatan muda. Adalah nyata bahwa “hubungan antara sekolah dengan sosialisasi politik merupakan hal yang baru”. Ketiga, kehidupan kampus membentuk gaya hidup yang unik di kalangan mahasiswa. Di universitas, mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah, suku, bahasa dan agama, terjalin di dalam kegiatan kampus sehari-hari. Jika dibandingkan dengan lembaga-lembaga sosial lainnya, maka universitas lebih kentara maknanya bagi pembentukan akulturasi sosial dan budaya dalam kalangan angkatan muda. Masuknya pengaruh kehidupan partai politik melalui organisasi mahasiswa ekstra universitas sejak menjelang pemilihan umum tahun 1955, tidak secara keseluruhan mengurangi kemampuan mahasiswa untuk berakulturisasi. Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di dalam kalangan angkatan muda. Sebab mahasiswa yang merupakan jumlah terkecil dari angkatan muda umumnya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan yang lebih baik diantara keseluruhan angkatan muda. Kelima, meningkatnya kepemimpinan mahasiswa di kalangan angkatan muda tidak terlepas daripada perubahan kecenderungan orientasi universitas. Sebelum tahun 1965, universitas-universitas di Indonesia yang umumnya berlokasi di kota, juga berorientasi kepada kota dan masalah nasional.






Angkatan Muda dan Politik
Faktor-faktor pendorong mahasiswa untuk terjun ke dunia politik tidaklah terpisah dari unsur-unsur penyebab politik angkatan muda.
Perbedaan nilai antara generasi muda dengan generasi yang lebih tua mendorong terbentuknya generasi muda sebagai kekuatan politik di Indonesia. Generasi muda bukan tidak melihat perlunya simbol-simbol seperti Revolusi 1945, Angkatan `45, dan sebagainya, akan tetapi sesuai dengan tanggapan mereka terhadap lingkungan dan diri sendiri, generasi muda lebih tertarik kepada masalah-masalah kesempatan kerja, kebebasan untuk berbicara dan berkumpul, kepincangan ekonomi dan sosial diantara pelapisan masyarakat dan diantara daerah., Angkatan Muda merasa langsung terlibat kedalam masalah-masalah di atas, sebab kesemuanya itu mereka hadapi secara nyata dan pula akan mempengaruhi hari depan mereka.
Perbedaan ini lebih banyak didorong oleh pengalaman dan sejarah dari masing-masing generasi. Sungguhpun Angkatan `28 dan `45 sama-sama menghayati proses peralihan dari terjajah kepada merdeka, akan tetapi Angkatan `45 lahir dari dalam romantisnya perang kemerdekaan. Sedangkan angkatan `66 lahir dari krisis sosial, ekonomi dan politik yang terjadi pada waktu penjajahan tidak dipersoalkan lagi.

Mahasiswa dan Politik
Umumnya mahasiswa yang aktif berpolitik adalah mereka yang berpandangan pesimis mengenai kemungkinan untuk memperoleh posisi yang baik di dalam masyarakat. Mereka ini agak terlambat menyelesaikan pendidikannya di universitas, atau memang tidak menyelesaikan sama sekali, karena kekurangan biaya. Sering mahasiswa yang termasuk kedalam kategori ini membiayai sendiri pendidikannya,




baik secara sebagian maupun secara keseluruhan. Kebanyakan dari mereka berasal dari lapisan menengah sedang dan rendah.

V. Politik, Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat

Politik dan Pembangunan Ekonomi
Sungguhpun di dalam kehidupan politik dan ekonomi tidak terpisah satu sama lain, namun untuk kepentingan analisa perlu melihat kedua unsur kehidupan itu sebagai sub-sistem yang mempunyai sifat dan fungsi sendiri. Kalau negara sebagai sistem politik mempunyai unsur utama ”penggunaan kekuasaan memaksa secara sah” dalam batas tanggung jawab kepada masyarakat secara keseluruhan, maka ekonomi sebagai sistem merupakan pengorganisasian pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa yang biasanya tersedia secara langka.
Hubungan kedua sistem itu terletak pada penggunaan ”kekuasaan pemaksa secara sah” di dalam usaha pemenuhan kebutuhan masyarakat. Misalnya di dalam perencanaan dan pengerahan masyarakat kepada pusat-pusat usaha ekonomi yang biasa disebut sebagai pembangunan, merupakan contoh hubungan yang erat sekali diantara politik dan ekonomi. Intensitas hubungan kedua aspek diatas, adalah berbeda di berbagai negara. Akan tetapi di Indonesia, seperti juga dinegara-negara berkembang pada umumnya, hubungan antara politik dan ekonomi erat sekali. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu, pertama, sebagai negara yang baru lepas dari sistem ekonomi kolonial dimana sistem ekonomi terpecah di dalam dua unsur yaitu unsur ekonomi ekspor dan ekonomi lokal. Tindakan seperti itu diperlukan pula mengingat perekonomian lokal terjerat di dalam sistem produksi untuk kebutuhan sendiri, bukan untuk pasar yang menghendaki produksi yang cukup besar.




perekonomian ekspor berpengaruh terhadap sistem ekonomi secara keseluruhan, namun sebagian besar masyarakat belum terbiasa dengan sistem ekonomi pasar. Kedua, sebagai akibat dari sistem ekonomi penjajahan, dimana masyarakat lebih terpusat kepada sektor produksi pertanian, maka sektor industri dan perdagangan menengah atau perantara dengan sektor ekspor amatlah lemah. Dengan demikian masyarakat secara keseluruhan kurang mampu mengembangkan keahlian, seperti manajemen. Begitu pula halnya dengan permodalan. Ketiga, kelompok ekonomi yang baru tumbuh ii juga lemah kedudukannya untuk bersaing dengan kelompok ekonomi yang telah berpengalaman sebagai perantara di dalam sistem ekonomi kolonial. Demikianlah misalnya posisi kelompok ekonomi pribumi menghadapi kelompok ekonomi Tionghoa dan orang asing lainnya. Begitu pula di dalam berhadapan dengan kelompok ekonomi yang datang bersama masuknya modal asing dalam dekade pembangunan ini. Keempat, secara nasional kelompok-kelompok ekonomi yang ada di dalam masyarakat Indonesia belum mampu untuk melihat diri sendiri sebagai unit politik yang didasarkan pada unsur primordisi daripada kapasitas ekonomi antara daerah ekonomi, amat berpengaruh kepada hubungan antara daerah serta hubungan pusat dan daerah sebagai kesatuan ekonomi.
Keseluruhan faktor diatas memperlihatkan adanya kebutuhan akan suatu pengorganisasian yang meliputi perekonomian masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Hal itulah yang menyebabkan ketergantungan unit-unit ekonomi baik kelompok-kelompok ekonomi, maupun daerah-daerah ekonomi kepada peranan pemerintah di dalam perekonomian.
Sejauh menyangkut perekonomian, pada umumnya dikenal tiga usaha pokok yang harus dilaksanakan oleh suatu pemerintah. Pertama, mengatur kegiatan ekonomi secara keseluruhan melalui usaha-usaha yang mendasari perkembangan ekonomi, menekan pengangguran, dan menjaga kestabilan harga. Kedua, membagi kembali penghasilan nasional kepada masyarakat melalui pajak progresif, sumbangan-




sumbangan, dan subsidi berupa jaminan sosial bagi penganggur, penderita cacat, kecelakaan dan sebagainya. Ketiga, menyediakan prasarana bagi perekonomian dalam bentuk fasilitas komunikasi.
Oleh karena gerak perekonomian banyak tergantung kepada pemerintah, maka sikap dan tingkah laku elite politik sebagai pihak yang bermain di dalam arena politik nasional mempunyai pengaruh yang tidak bisa diabaikan, baik di dalam proses perekonomian, maupun di dalam proses pembangunan.
Pada umumnya politik di negara-negara berkembang sebanding dengan keadaan di Eropa dan Jepang dalam abad ke 17, 18 dan 19 dimana baru terdapat sejumlah kecil elite politik yang sesungguhnya berpengaruh kepada pertumbuhan pendidikan, informasi, keuangan, dan pelembagaan di dalam masyarakat. Oleh karena itu Indonesia sebagai negara berkembang terlambat memberikan perhatian kepada pembangunan secara sungguh-sungguh.
Partisipasi Masyarakat di Dalam Pembangunan
Keperluan akan pelopor pembangunan buka saja karena masyarakat langka akan pimpinan-pimpinan yang mampu membawa perubahan ke dalam masyarakat. Akan tetapi kedua jenis pemimpin yaitu baik pimpinan formal seperti Lurah, maupun pemimpin non-formal seperti kyai, mempunyai kelemahan sendiri-sendiri untuk bertindak sebagai pelopor pembangunan. Pemimpin formal sudah terlalu banyak beban tanggung jawab yang harus diselesaikannya. Sedangkan pemimpin non-formal belum begitu besar prosentasenya yang mempunyai dasar-dasar pengetahuan untuk bertindak sebagai pelopor pembangunan.
Mendatangkan pelopor pembangunan dari luar lingkungan kelompok-kelompok masyarakat ini bukan tidak mempunyai kelemahan. Umpamanya mengenai jumlah pelopor yang bisa disediakan oleh pemerintah. Lalu proses penyesuaian antara kedua belah pihak, yaitu antara masyarakat dan pelopor itu sendiri secara timbal balik, sering pula meminta waktu. Disamping itu hubungan wewenang antara pelopor yang didatangkan dari luar desa atau lingkungan masyarakat, dengan pimpinan-pimpinan masyarakat itu sendiri, juga perlu memperoleh pemecahan.
Kalau usaha pelopor pembangunan berfaedah untuk keseluruhan usaha pembangunan, maka di dalam rangka meningkatkan potensi ekonomi dan pengertian




keahlian dan kemampuan berusaha, yang diharapkan ialah para pengusaha (entrepreneur). Sebagai pelopor pembangunan, motivasi pengusaha ialah keuntungan yang diperoleh secara pribadi.
Di Indonesia, pengusaha sebagai kelompok masih lemah. Sementara perusahaan-perusahaan besar nasional masih kecil jumlahnya, kelompok usahawan menengah belum tumbuh untuk mempercepat perkembangan ekonomi. Kecenderungan generasi muda untuk terjun ke dalam duania usaha masih kecil. Pegawai negeri termasuk militer adalah lapangan kehidupan yang masih diharapkan untuk dimasuki oleh sebagian besar tamatan sekolah menengah dan universitas.
Akhirnya perhatian kita tertuju pada daerah pedesaan yang sesungguhnya merupakan basis dari kehidupan sosial, ekonomi dan politik bangsa Indonesia. Sebagai basis masyarakat secara keseluruhan, “harga perkembangan pedesaan memang jauh lebih besar daripada pengembangan ekonomi lapisan bawah masyarakat yang berada di kota”. Sebab biasanya fasilitas yang berada di kota lebih memungkinkan masyarakat kota untuk cepat berkembang dengan biaya yang lebih ringan.